Bayu Kuncahyo
Jakarta (Antara Kalbar) - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu, diwarnai dengan kericuhan setelah beberapa perwakilan dari pengurus provinsi yang tidak diundang berusaha masuk ke lokasi kongres.
Kericuhan terjadi setelah perwakilan dari 16 pengprov ini ditahan oleh petugas keamanan yang telah berjaga-jaga. Meski terus berargumen mereka tetap tidak diperbolehkan masuk.
Aksi saling dorongpun terjadi. Teriakan-teriakan keras dari kedua belah pihak juga terus terjadi. Karena kondisi ini, petugas keamanan memperkuat barisan pertahanan di pintu masuk. Setelah beberapa saat situasi baru bisa diatasi.
"Kami datang dengan membawa Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Tetapi kita tidak mendapat undangan," kata salah seorang perwakilan pengprov PSSI, Hasan, di Hotel Borobudur.
Menurut dia, seharusnya dirinya bersama dengan pengurus pengprov lainnya mengikuti KLB PSSI bukan delegasi yang saat ini mengikuti kongres.
"Banyak orang yang tidak jelas statusnya ikut kongres. Seharusnya kita-kita ini. Dasar kita kuat," kata pria yang juga Sekretaris Umum Pengprov PSSI Kalimantan Timur itu.
Meski terjadi keributan, pelaksanaan KLB PSSI tetap berjalan sesuai jadwal. Semua pemilik suara sesuai dengan SK Ketua Umum PSSI yang berjumlah 100 voter tetap mengikuti jalannya KLB.
Dalam KLB PSSI ini ada beberapa agenda yang dibahas di antaranya revisi statuta dan penggabungan kompetisi antara Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL).
KLB PSSI sendiri dibuka langsung oleh Menteri Pemuda dan olahraga (Menpora) Roy Suryo. Kongres ini juga dihadiri oleh perwakilan dari AFC dan FIFA.
Pelaksanaan KLB PSSI ini harus dilaksanakan guna menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA. Apapun yang terjadi dalam KLB ini akan dibahas pada rapat Komite Eksekutif FIFA, 20 Maret mendatang.