Jakarta (Antara Kalbar) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan ada anggota koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang "banci" dengan mempertahankan kursi menteri tetapi saat bicara di DPR "menghajar" apa yang dilakukan pemerintah.
"Kalau memang benar berkoalisi, berkoalisilah dengan baik. Jangan 'banci', ini menterinya tidak mau menarik dari koalisi, tapi saat di DPR apa pun yang dilakukan pemerintah 'dihajar' juga," kata Dipo Alam dalam surat elektronik dari "RoSi Inc" yang diterima di Jakarta, Kamis.
Disebutkan pernyataan Dipo Alam itu disampaikan dalam program dialog "Smart Evening with Rosi" yang dipandu oleh Rosiana Silalahi pada Rabu (10/4) malam dan ditayangkan secara langsung oleh sebuah stasiun radio di Jakarta.
Seskab tidak menyebut secara langsung nama partai pendukung koalisi yang dinilainya "banci" itu.
Harga BBM
Mengenai pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Munas IX Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) di Jakarta, Senin (8/4), terkait opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) agar para pendukung tidak "balik badan" jika ada gelombang penolakan, Dipo Alam mengakui memang ada anggota koalisi yang menolak rencana itu.
"Memang beberapa partai koalisi menolak kenaikan BBM, semestinya mereka harus dukung. Jangan sampai di parlemen mereka 'balik badan'. Kami 'nggak' takut sama sekali karena Presiden terpilih dengan konstitusional dengan suara mayoritas," ujar Seskab Dipo Alam.
Ketika ditanya mengapa anggota koalisi yang "banci" itu tidak diganti, Dipo Alam menjelaskan Presiden SBY tentu memiliki banyak pertimbangan selain ada kesantunan politik.
"Kalau saya sama, kalau 'nggak' mundur, ya, "reshuffle'," ucap Dipo.
Soal perombakan atau "reshuffle" kabinet itu, Dipo Alam meminta agar masyarakat menunggu "tanggal mainnya".
Ia mencontohkan dalam waktu dekat Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjadi Gubernur Bank Indonesia.
Ia menambahkan bisa saja ada menteri yang diganti setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan sebagai tersangka.
"Namun demikian dapat disampaikan bahwa Presiden SBY itu tidak suka ganti-ganti menteri, dan Presiden selalu mengatakan ingin sampai akhir masa jabatannya selalu bersama," kata Dipo.