Pontianak (Antara Kalbar) - PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat akan mendapat tambahan 30 Mega Watt (MW) dari sewa mesin pembangkit untuk memperkuat sistem pembangkitan dan keandalan pasokan ke pelanggan di Kota Pontianak dan sekitarnya.
"Kita tidak bisa menahan permintaan pemasangan baru, sehingga beban puncak terus bertambah," kata General Manajer PLN Wilayah Kalbar, Daniel S Bangun di Pontianak, Senin.
Saat ini, beban puncak untuk Kota Pontianak dan sekitarnya yang masuk dalam Sistem Khatulistiwa mencapai 223 MW.
Menurut dia, angka tersebut adalah yang tertinggi yang pernah tercatat di Kalbar.
Namun, tingginya angka beban puncak itu untuk saat ini masih mampu diimbangi oleh kemampuan pembangkitan dari PLN. "Tapi kondisinya pas-pasan," katanya mengakui.
Ia tidak memungkiri kalau terjadi gangguan di mesin pembangkit dapat mengganggu sistem distribusi.
Ia melanjutkan, untuk mengantisipasi hal itu, dalam waktu dekat akan ada penambahan 10 MW.
"Rencananya, tanggal 25 April, dari mesin sewa sudah masuk ke sistem sebesar 10 MW," kata Manajer Distribusi dan Transmisi PLN Wilayah Kalbar, Andreas Heru Sumaryanto menambahkan.
Kemudian, pada 21 Mei, juga akan masuk 20 MW dari mesin sewa di PLTD Sungai Raya.
Ia menjelaskan, dua unit mesin pembangkit milik PLN masing-masing berkapasitas 6 MW dan 9 MW juga tengah diperbaiki.
"Mungkin minggu-minggu ini, sudah pulih dan masuk ke sistem," kata Andreas Heru.
PLN Kalbar juga menyiapkan kemungkinan perawatan rutin untuk PLTGU berkapasitas 30 MW di PLTD Siantan menjelang puasa.
"Kalau dilakukan perawatan, maka akan terjadi kehilangan 30 MW. Ini yang harus diantisipasi," ujar dia.
Salah satunya dengan penambahan sewa berkapasitas 20 MW di Parit Baru, Jungkat, Kabupaten Pontianak. Namun butuh waktu setidaknya empat bulan sebelum operasional.
Berdasarkan data PLN Wilayah Kalbar, untuk Sistem Khatulistiwa daya mampu tercatat sebesar 232 MW. Jadi terdapat selisih 10 MW dibanding beban puncak tertinggi sebesar 223 MW.