Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy
Sanjaya mengatakan disparitas harga antara elpiji bersubsidi dan non
subsidi memicu terjadinya penyimpangan dalam penyalurannya.
"Ini hasil investigasi acak yang dilakukan oleh dinas terkait," kata Christiandy Sanjaya di Pontianak, Kamis.
Menurut dia, untuk elpiji ukuran 12 kilogram, harga di pasaran di Kalbar seperti Pontianak berkisar Rp96 ribu per tabung.
Sedangkan untuk elpiji ukuran tiga kilogram yang disubsidi pemerintah, harganya di kisaran Rp15 ribu per tabung.
Setiap bulan, kalau memakai elpiji ukuran tiga kilogram, satu kepala
keluarga butuh rata-rata tiga tabung sampai empat tabung.
"Artinya dalam sebulan, mereka mengeluarkan biaya Rp45 ribu sampai
Rp60 ribu untuk elpiji. Harga tersebut jauh lebih rendah dibanding kalau
membeli satu tabung ukuran 12 kilogram," ujar dia.
Ia melanjutkan, dengan disparitas harga yang cukup tinggi, maka orang akan lebih memilih elpiji yang disubsidi pemerintah.
"Otomatis, terjadi peningkatan pemakaian elpiji yang subsidi," ujar Christiandy Sanjaya.
Ia mengungkapkan, dalam melakukan investigasi tersebut, dari Dinas
Energi Sumber Daya Mineral Kalbar melibatkan sejumlah pihak seperti
kalangan intelijen.
"Secara umum, distribusi dari Pertamina lancar, mungkin ada masalah di pengecer," kata dia.
Wagub Kalbar: Disparitas Harga Picu Penyimpangan Distribusi
Kamis, 23 Mei 2013 16:36 WIB