Washington (Antara Kalbar) - Bank Dunia pada Rabu sedikit menurunkan perkiraannya untuk laju pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,2 persen pada tahun ini, 0,2 persentase poin lebih rendah dari perkiraan Januari.
Risiko dari negara-negara maju telah berkurang dan pertumbuhan sedang menguat, meskipun kontraksi sedang berlangsung di zona euro.
Namun demikian, kenaikan di negara-negara berkembang akan menjadi moderat karena keterbatasan kapasitas di beberapa negara berpendapatan menengah, Bank Dunia yang berbasis di Washington mengatakan dalam rilis terbaru laporan Prospek Ekonomi Global (GEP).
Produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan tumbuh sekitar 2,2 persen tahun ini dan masing-masing menguat menjadi 3,0 persen serta 3,3 persen pada 2014 dan 2015, menurut laporan Bank Dunia.
PDB negara-negara berkembang sekarang diproyeksikan tumbuh sekitar 5,1 persen tahun ini, 0,4 persentase poin lebih rendah dari perkiraan Bank Dunia pada Januari, sebelum masing-masing menguat menjadi 5,6 persen dan 5,7 persen pada 2014 dan 2015.
PDB negara-negara berpenghasilan tinggi `diprediksi naik tipis 1,2 persen tahun ini, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,3 persen, sebelum melangkah maju menjadi 2,0 persen pada 2014 dan 2,3 persen pada 2015, tulis laporan yang diterbitkan dua kali setahun itu.
Pertumbuhan di Brazil, India, Rusia, Afrika Selatan dan Turki telah tertahan oleh kemacetan pasokan. Sementara risiko eksternal telah berkurang, pertumbuhan di negara-negara itu kemungkinan tidak mencapai tingkat pra-krisis kecuali reformasi sisi penawaran selesai.
Di China, pertumbuhan juga melambat karena otoritas berusaha untuk menyeimbangkan ekonomi, kata laporan itu.
"Meskipun ada penanda harapan di sektor keuangan, perlambatan ekonomi riil menjadikannya berlarut-larut luar biasa," kata Kaushik Basu, Wakil Presiden Senior dan Kepala Ekonom Bank Dunia.
Hal ini tercermin pada masih tingginya tingkat pengangguran di negara-negara industri, dengan pengangguran di zona euro benar-benar meningkat, dan pertumbuhan di negara-negara berkembang melambat, kata Basu.
"Kami sedang bergerak ke periode kurang stabil. Pertumbuhan akan menjadi lebih lambat, tetapi kurang tunduk pada beberapa fluktuasi yang kuat, khususnya mereka yang berasal dari dunia perbankan yang kami amati dalam beberapa tahun terakhir, dan itu kabar baik," kata Andrew Burns, Manajer Makroekonomi Global dan penulis utama laporan tersebut, dalam sebuah konferensi jarak jauh pada Rabu, sebelum merilis laporan.
"Pertumbuhan bukan lebih lambat karena permintaan yang tidak memadai melainkan karena, dalam pandangan kami, pertumbuhan yang sangat kuat kami lihat dalam periode pra-krisis karena fenomena gelembung yang kami lihat pada waktu itu. Dan, apa yang kami lihat sekarang lebih sesuai dengan potensi pertumbuhan yang mendasari kapasitas di negara-negara berkembang dan oleh karena itu ini adalah sebuah kasus bergerak menuju kondisi normal baru pasca krisis," tambah Burns.
(Ant News/A026/S004)