Pontianak (Antara Kalbar) - Pertamina Wilayah Kalimantan Barat membentuk Satuan Tugas Pemantauan untuk memantau peningkatan kebutuhan BBM bersubsidi menjelang pengumuman kenaikan harga oleh pemerintah.
"Anggota terus memantau sejak akhir Mei sampai 30 Juni," kata Manajer Pertamina Wilayah Kalbar, Iwan Yudha Wibawa di Pontianak, Jumat.
Ia melanjutkan, berdasarkan hasil pemantauan, terlihat ada kenaikan dibanding kondisi normal.
Menurut dia, biasanya dalam satu hari, penyaluran premium berkisar 1.200 kilo liter, sedangkan solar 800 kilo liter. "Tetapi saat ini sudah lebih dari normal, dengan kisaran 10 persen sampai 25 persen," ungkap dia.
Terkait persiapan menjelang pemberlakuan harga baru BBM subsidi, pihaknya akan mengoperasikan depot di Siantan untuk pelayanan penyaluran BBM yang melebihi waktu normal.
"Jadi, kami menyalurkan BBM di atas kebutuhan reguler," kata Iwan Yudha Wibawa.
Secara keseluruhan, terdapat 90 stasiun pengisian bahan bakar umum di Kalbar yang harus dijamin pasokannya agar masyarakat tetap mendapat BBM subsidi.
Sementara secara nasional, data Pertamina menunjukkan rata-rata konsumsi premium dalam lima hari terakhir mencapai 23 persen di atas permintaan normal sebesar 80.000 kiloliter per hari dan solar 13 persen di atas normal 43.000 kiloliter per hari.
Bahkan, pada Selasa (18/6), konsumsi premium pernah 100.000 kiloliter atau 25 persen di atas normal.
Pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa dan Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta, Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Harga premium yang saat ini Rp4.500 per liter kemungkinan akan dinaikkan menjadi Rp6.500 per liter, sedangkan harga solar yang saat iniRp4.500 per liter kemungkinan akan naik menjadi Rp5.500.