Sungai Raya (Antara Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Supadio Pontianak memprediksi hujan dengan intensitas ringan yang akan terjadi pada siang dan sore hari pada hari pertama Lebaran tahun ini.
"Dari pantauan kita, hujan akan terjadi antara siang atau sore hari pada hari pertama Lebaran, besok. Namun, hujan tersebut terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang untuk kota Pontianak dan sekitarnya," kata Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Dina di Sungai Raya, Rabu.
Dia menyatakan, untuk pagi hari besok, kemungkinan besar hanya berawan namun tidak berpeluang hujan. Hal itu tentu akan sangat mendukung umat Muslim yang akan melaksanakan Sholat Idul Fitri.
"Untuk suhu udara besok, juga tidak terlalu panas, karena hanya berkisar antara 23 sampai 24 derajat celsius. Namun, pada siang jelang sore hari suhu udara akan menurun antara 22 sampai 23 derajat celsius," tuturnya.
Sementara itu, pihaknya juga memprediksikan, hujan dengan intensitas ringan akan terjadi pada malam ini, namun tidak akan lama karena awan penghasil hujan akan terbawa angin ke arah barat laut.
"Kita himbau kepada masyarakat, jika akan bepergian pada malam ini atau besok sore dan siang untuk mempersiapkan diri dengan membawa mantel atau jas hujan, jika akan bepergian. Karena pada hari pertama Lebaran, pastinya tradisi silaturahim ke rumah keluarga akan dilakukan oleh umat Muslim," katanya.
BMKG Supadio Pontianak juga memprediksi, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih akan terjadi hingga satu pekan ke depan. Hal tersebut dikarenakan besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3000 mm - 4000 mm per tahun.
Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli sampai September. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.
Akhir-akhir ini, kian memburuklah cuaca di Pontianak, hal ini disebabkan hembusan angin pada lapisan atas, dampak dari suatu kondisi, di mana tekanan udara lebih banyak tertarik ke wilayah selatan bumi.
"Hal itu berdampak pada sedikitnya uap air tersisa, menyebabkan sedikitnya curah hujan yang terjadi, terutama untuk kondisi cuaca di Indonesia yang kian hari kian panas untuk sebagian besar kotanya," katanya.
(S006)