"Potensi Kalbar luar biasa, tetapi butuh sinergi dengan pihak lain, serta terintegrasi," kata Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Fathan A Rasyid saat dihubungi dari Pontianak, Kamis.
Ia melanjutkan, salah satu konsep yang akan dikembangkan berupa kawasan pangan yang terintegrasi dengan sektor peternakan. "Sekaligus kerja sama dengan industri pakan ternak," ujar dia.
Saat ini, ia menambahkan, Kementerian Pertanian tengah menggerakkan sejumlah pemerintah daerah yang mempunyai komitmen tinggi sekaligus menjadi sentra pengembangan tanaman jagung.
"Diantaranya Aceh, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan," kata Fathan A Rasyid. Menurut dia, Kementerian Pertanian ingin ada cadangan sewaktu-waktu jagung sebanyak satu juta ton guna memenuhi keperluan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT).
"Kebutuhan GPMT sendiri mencapai 600 ribu ton per bulan," katanya.
Ia mencontohkan di Medan dan Aceh. Para pengusaha siap membeli dengan harga di gudang Rp2.800 per kilogram dan kadar air 15 persen. "Artinya, petani sudah ada jaminan pasar," ujar mantan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalbar itu.
Sementara kalau petani butuh modal awal, pihak Bank BRI siap untuk menyalurkan kredit ketahanan pangan dan energi.
"Jadi, kita libatkan semua pihak, seperti pedagang pengumpul, koperasi, penyedia benih, perbankan serta pemerintah daerah," kata Fathan A Rasyid.
Selain adanya jaminan suplai untuk pabrik, juga dapat menjaga stabilitas ketahanan pangan. "Dampak lainnya, inflasi dapat dikontrol. Tidak ada lagi nanti petani tanam jagung tetapi tidak laku," ujar dia menegaskan.
Secara nasional, produksi jagung pipilan kering pada tahun 2012 tercatat sebanyak 19,39 juta ton. Sementara berdasarkan Angka Ramalan I Tahun 2013, produksi tercatat 18,84 juta ton jagung pipilan kering. "Target tahun 2013, produksi mencapai 19,83 juta ton. Sisa waktu mendatang, tanam dan iklim sangat mendukung peningkatan produktivitas jagung nasional," kata dia.
Ia mengasumsikan kalau satu kabupaten menyediakan lahan khusus tanaman jagung yang terintegrasi seluas 20 ribu hektare. Produksi per hektare ditargetkan lima ton jagung pipilan kering. Asumsi harga per kilogram Rp3 ribu, maka akan beredar uang Rp300 miliar untuk satu kali musim tanam jagung. "Dalam tiga bulan, akan ada uang yang beredar sebanyak itu. Bandingkan dengan APBD kabupaten atau kota di Kalbar," ujar dia.
Ia berharap, program tersebut dapat didukung semua pihak dengan tujuan akhir untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, termasuk Kalbar.
T011