Pontianak (Antara Kalbar) - Pengamat Pendidikan dari Universitas Tanjungpura Pontianak Dr Aswandi menyatakan, debat publik yang diikuti enam pasangan peserta Pemilihan Kepala Daerah Kota Pontianak banyak mengungkap permasalahan serta solusi yang ditawarkan oleh pasangan calon tersebut.
"Dialog atau debat publik yang telah diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak cukup bagus, malah banyak masalah diungkap dan dibahas," kata Aswandi yang juga menjadi panelis pada debat publik di Pontianak, Selasa malam.
Ia berharap, masyarakat bisa menentukan pilihan setelah menyaksikan secara langsung debat publik yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memilih calon wali kota dan wakil wali kota Pontianak, periode 2013-2018.
Acara debat publik yang disiarkan langsung oleh Kompas TV tersebut memberikan pilihan kepada enam peserta Pilkada Kota Pontianak untuk memilih permasalahan yang ditulis pada selembar kertas, setelah itu, memberikan solusi seandainya terpilih nanti, dan tentunya di lemparkan lagi permasalahan itu pada peserta lainnya untuk mempertanyakannya pada pasangan calon yang mendapat giliran itu.
Pada debat publik itu, pasangan calon urutan pertama, yakni Gusti Hersan Aslirosa-Syarif Ismail (1) kebagian membahas tentang potensi wisata di Kota Pontianak, yang belum digarap maksimal.
"Seandainya terpilih nanti, kami akan memprioritaskan bagaimana caranya mendongkrak kunjungan wisatawan dengan menonjolkan objek wisata khas seperti Tugu Khatulistiwa, keraton, makam, kerajaan Pontianak dan Sungai Kapuas," kata Gusti Hersan Aslirosa.
Kemudian, pasangan calon Iwan Gunawan-Andreas Acui Simanjaya (2) mendapat materi permasalahan air bersih di kota itu. Iwan Gunawan menyatakan, komitmennya untuk memperbaiki pelayanan air bersih dari yang sudah ada sekarang.
"Jika dalam tiga tahun memimpin Kota Pontianak tidak bisa memperbaiki masalah air, maka saya dan pak Acui siap mundur," ujarnya.
Pasangan calon Sutarmidji-Edi Rusdi Kamtono (3) mendapat materi masalah banjir yang juga menjadi masalah Kota Pontianak.
"Seandainya terpilih lagi, kami akan melanjutkan program pembangunan penataan jalan dan sanitasi yang saat ini sudah dilakukan dalam mengatasi masalah banjir di Pontianak," ujar Sutarmidji.
Pasangan calon Sutarmidji-Edi Rusdi Kamtono menyatakan, kebanyakan masyarakat membangun rumahnya tidak melihat struktur lahan Pontianak yang rendah sehingga selalu terendam apabila diguyur hujan dan air pasang sungai tinggi.
Pasangan calon Paryadi-Sebastian (4) mendapat materi mengatasi kemacetan di Pontianak, menyatakan
sudah saat Kota Pontianak memiliki Jembatan Kapuas III dalam mengatasi kemacetan, dan melebarkan jalan yang perlu dilebarkan dalam mengatasi kemacetan.
Kemudian pasangan calon Firman Muntaco-Erick S Martio (5) yang mendapat materi mengatasi kemiskinan di Pontianak menyatakan, dirinya maju pada Pilkada Pontianak salah satunya untuk menciptakan Pontianak yang maju dan humanis, serta pembangunan yang berkeadilan, bukan merata.
"Pembangunan yang sifatnya adil dengan melihat tingkat kemiskinan, inilah yang akan kami jadikan sumber Pontianak yang maju. Selain itu, kami akan membangun kawasan pinggir sungai dan menghidupkan kembali pasar terapung," ungkapnya.
Terakhir, nomor urut enam Zulkarnaen Siregar-Paryono mendapat materi permasalahan listrik di kota itu. Dirinya berkomitmen akan melakukan kerja sama dengan pihak PLN dalam memberikan pelayanan bidang energi listrik tersebut.
"Apabila terpilih saya akan mengabdi untuk masyarakat, dan berkomitmen dalam memberantas praktik korupsi, sehingga akan menyiapkan peti mati di depan Kantor Wali Kota Pontianak, dalam memberantas korupsi," ujarnya.
(A057/Z002)
Pengamat: Debat Publik Pilkada Banyak Ungkap Masalah
Selasa, 3 September 2013 23:30 WIB