Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Barat Siti Chadidjah Kaniawati menegaskan orangutan yang ditemukan warga di Dusun Danau, Desa Peniraman, Kabupaten Pontianak, mati karena adanya unsur kekerasan.
"Dari hasil otopsi yang dilakukan, tidak ditemukan adanya penyakit atau tidak ada keluhan patologis di orang. Dan secara umum, orangutan tersebut dapat dinyatakan sehat," kata Siti Chadidjah Kaniawati saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Ia melanjutkan, orangutan jantan itu mati karena adanya fraktur di tengkorak serta trauma fisik lain yang diakibatkan benda tumpul dan benda tajam saat ditangkap masyarakat.
Namun, ia menambahkan, ada tanda-tanda kalau orangutan itu pernah mengalami konflik dengan manusia sebelumnya.
"Terlihat dari adanya temuan peluru senapan angin yang merupakan luka lama dan dalam proses penyembuhan," kata Siti Chadidjah Kaniawati.
Ia melanjutkan, sebelumnya telah meminta dua dokter hewan dari Yayasan International Animal Rescue (IAR) Indonesia untuk membantu menyelamatkan orangutan malang tersebut.
"Tetapi kami mendengar kabar, satu jam sesudahnya, orangutan itu sudah mati. Jadi kami meminta untuk otopsi," ujar dia.
BKSDA Kalbar: Orangutan Peniraman Mati Karena Unsur Kekerasan
Rabu, 23 Oktober 2013 18:09 WIB