Pontianak (Antara kalbar) - Ribuan warga Tionghoa Kota Pontianak, baik tua dan muda melakukan sembahyang di klenteng-klenteng yang ada di kota itu, guna menyambut Imlek atau Tahun Baru China 2565.
"Saya dan keluarga sembahyang di klenteng untuk memohon kepada dewa agar diberi kemudahan rezeki," kata Acung salah seorang pengunjung di Klenteng Vihara Paticca Samuppada Pontianak, Kamis malam.
Kedatangan warga Tionghoa ke klenteng guna menyambut kedatangan dewa pembawa rezeki "Thian Thi Kong" atau "Giok Hong Sang Tie" atas kehidupan, kesehatan, kebaikan dan rezeki yang telah diberikannya selama satu tahun yang telah dilalui dan akan datang.
Ia berharap, ia dan sanak-keluarganya diberikan kemudahan mendapatkan rezeki di tahun akan datang.
"Mudah-mudahan tahun 2014 yang bertepatan dengan tahun "kuda" penanggalan China diharapkan mempermudahkan disegala bidang untuk anak-anak dan keluarga besar saya," katanya.
Asap mengepul dari hio yang dibakar oleh setiap pengunjung pada klenteng menjadi pemandangan tersendiri di setiap klenteng yang ada di Pontianak dan sekitarnya.
Pengurus Klenteng Paticca Samuppada Herison Hermanto atau Cho Hang Cuan mengatakan, warga Tionghoa mulai mendatangi klentengnya sejak hari mulai gelap, untuk memohon kepada dewa pembawa rezeki agar diberikan kemudahan dalam memperoleh rezeki di tahun depannya.
Tradisi sembahyang menyambut Imlek sudah dilakukan sejak dahulu, sehingga sudah membudaya dikalangan warga Tionghoa yang akan merayakan Imlek.
Sekitar 45 klenteng yang terletak diseluruh penjuru Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, dipadati oleh warga Tionghoa yang ingin melaksanakan sembahyang menyambut Imlek 2565. Jumat besok (30/1) mulai pukul 05.00 WIB warga Tionghoa kembali melaksanakan sembahyang di klenteng guna menyambut Imlek, kata Cho Hang Cuan.
Selain mendatangi klenteng untuk sembahyang, warga Tionghoa juga merayakan Imlek dengan membunyikan kembang api yang terdengar bersahut-sahutan di berbagai penjuru Kota Pontianak sejak pukul 18:30 WIB, dengan kepercayaan dapat mengusir roh jahat yang bisa membahayakan keselamtan mereka.
Dari pantauan Antara, terjadi kemacetan di Jalan Gajah Mada dan Tanjungpura, atau kawasan pecinan, ribuan warga tumpah ruah di jalan untuk menyaksikan pesta kembang api dalam menyambut Imlek.
Sementara itu, Ketua Panitia Imlek dan Cap Go Meh tahun 2014 Kota Pontianak, Zufri Sjukur mengimbau, warga Tionghoa Pontianak diimbau tidak membunyikan petasan saat merayakan malam pergantian tahun Imlek karena dilarang oleh undang-udang.
Dalam tradisi China memang ada semacam tradisi untuk membunyikan apa saja yang dipercaya bisa mengusir roh jahat, kalau zaman dahulu sering dibunyikan petasan dalam merayakan Tahun Baru China, katanya.
"Bunyi-bunyian itu sekarang bisa diganti dengan kembang api. Malah bunyinya lebih keras dan indah dipandang, serta para pemainnya juga lebih aman," kata Zufri.
Kepala Polda Kalbar Brigjen (Pol) Arie Sulistyo menyatakan, pihaknya mengerahkan sebanyak 1.600 personel polisi untuk pengamanan Imlek atau Tahun Baru China serta Perayaan Cap Go Meh (hari ke-15 Imlek) 2014 di Kota Pontianak dan Singkawang.
"Masing-masing dikerahkan sebanyak 800 personel polisi untuk Kota Singkawang dan Kota Pontianak dengan tetap mengedepankan operasi kemanusiaan," katanya.
Arie mengimbau kepada warga Tionghoa yang akan merayakan Imlek dan Cap Go Meh agar tidak menyalakan mercon karena dilarang undang-undang, sementara kembang api boleh-boleh saja," kata Arie.
Operasi Liong Kapuas 2014 digelar selama 17 hari, mulai 30 Januari hingga 15 Februari 2014.