Sungai Raya (Antara Kalbar) - Dinas Cipta Karya Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat mengaku kesulitan merawat lampu penerangan jalan umum (PJU) lantaran minimnya sarana dan prasarana yang ada, terlebih setelah rencana pengadaan truck lift kembali tidak disetujui pada APBD tahun 2014.
"Minimnya penerangan jalan saat ini bukan karena tidak memiliki fasilitas dari lampu jalan tersebut. Tetapi kendala yang kami hadapi terkait dalam perbaikan yang masih belum didukung penuh penganggaran yang telah diajukan untuk perawatannya," kata Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Cipta Karya Kabupaten Kubu Raya, Sugiarto, di Sungai Raya, Selasa.
Dia menjelaskan, pada kenyataannya memang masih banyak lampu PJU yang tidak nyala. Pihaknya sendiri telah melakukan upaya perbaikan namun masih terkendala dengan fasilitas pendukung seperti truck lift yang merupakan alat utama penunjang untuk memperbaiki lampu jalan itu.
Sugiarto mengakui masih banyak lampu PJU yang mati, terutama di jalan Arteri Supadio, dimana hampir setengah lampu jalan tidak nyala. Selain itu jalan Kakap yang juga hampir 50 persen lampu jalan tidak berfungsi, jalan Adisucipto, Desa Kapur juga masih butuh perbaikan untuk penerangan jalan tersebut.
"Sampai saat ini kita masih menyewa truck lift dengan pemerintah Kota Pontianak untuk memperbaiki lampu-lampu jalan yang rusak," tuturnya.
Dia menambahkan, penyewaan truk sebagai penunjang kerja petugas untuk menaiki lampu jalan itu memakan biaya sebesar Rp3 juta untuk satu harinya.
"Nilai itu ketika peralatan tersebut kita gunakan rutin untuk perawatan, sedangkan satu harinya paling banyak dapat menjangkau perbaikan sebanyak 20 lampu jalan, itupun di tempat berbeda-beda, tidak satu jalur," katanya.
Dia juga menjelaskan, saat ini pihaknya telah mengupayakan pembetulan PJU tersebut dengan tangga, namun dilihat dari kondisi tingginya lampu tersebut yang sulit untuk dijangkau juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi pihaknya.
"Kita telah mengajukan kepada DPRD untuk pengadaan truck lift namun masih belum disetujui. Mungkin terkendala anggaran dewan tidak merealisasikannya," kata Sugiarto.*