Kota Gaza (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Pengawas perkawinan Palestina belum lama ini mendapati "penyalah-gunaan" media sosial adalah penyebab utama di balik meningkatnya angka perceraian di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza.
Satu laporan tahunan yang dikeluarkan oleh pengadilan di wilayah Palestina memperlihatkan terjadi peningkatan mencolok angka perceraian selama 2013.
"Angka perceraian di wilayah Palestina meningkat jadi 20 persen pada 2013 dari 16 persen pada 2012," kata laporan itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Ditambahkannya, "Kebanyakan perceraian tersebut terjadi di kalangan pasangan muda."
Yousef Id'ies, Hakim Kepala di pengadilan di wilayah Palestina, memberitahu Xinhua bahwa secara umum penyebab utama perceraian di Jalur Gaza dan Tepi Barat "adalah kondisi keuangan yang buruk yang mengakibatkan perpecahan pahit antara istri dan suami mereka".
"Namun beberapa studi tahun lalu memperlihatkan banyak pertengkaran dan perbedaan pendapat di kalangan keluarga Palestina disebabkan oleh penyalah-gunaan Facebook, sehingga mengakibatkan peningkatan dramatis angka perceraian," kata Id'ies.
Ia menambahkan, "Makin terkenalnya jejaring sosial mengakibatkan timbulnya rasa tidak percaya dan cemburu antara suami dan istri."
Pada Selasa (4/2) Presiden Palestina Mahmoud Abbas menaja dan membiayai perkawinan massal 100 pengantin di Jalur Gaza di Kota Gaza.
Perkawinan massal tersebut diselenggarakan oleh mantan perwira di satuan Pengawal Presiden Palestina.
Pegiat, teman dan kerabat pasangan tersebut serta para pemimpin Faksi Fatah, pimpinan Abbas, bergabung dalam upacara perkawinan massal itu yang diselenggarakan di tempat pelancongan pantai Jalur Gaza. Mereka menyanyikan lagu nasional dan mengibarkan bendera Fatah, yang berwarna kuning.
Sebanyak 50 mempelai wanita mengenakan pakaian tradisional dan 50 mempelai pria memakai jas warna hitam mereka. Mereka semua berdiri di panggung sambil memegang gambar Abbas dan mantan presiden Palestina Yasser Arafat --yang meninggal pada November 2004.
Musik dikumandangkan sementara beberapa penyanyi melantunkan lagu nasional dan penari menampilkan tarian tradisional mereka. Para pemimpin faksi lain juga menghadiri upacara perkawinan massal tersebut.
Media Sosial Tingkatkan Angka Perceraian di Palestina
Kamis, 6 Februari 2014 17:07 WIB