Pontianak (Antara Kalbar) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah III menerjunkan tim intelijen untuk mencari penyebab kematian seekor bekantan yang masuk wilayah kota sehingga tersengat aliran listrik.
"Tim akan mengumpulkan bahan dan keterangan mengenai hal itu," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III P Samosir di Pontianak, Selasa.
Bekantan tersebut ditemukan warga Jalan Adi Sucipto Pontianak Tenggara yang jatuh dari sebuah pohon, Minggu (6/4) sekitar pukul 15.00 WIB, diduga karena tersengat aliran listrik.
Samosir mengaku sulit menerima dengan logika kalau bekantan dapat ditemukan di tengah kota.
"Bekantan dikenal sebagai hewan yang hidupnya tidak soliter, melainkan berkelompok," katanya.
Hewan tersebut juga memakan makanan dari tanaman yang hidup di tepian sungai seperti rengas dan putat.
Selain itu, lanjut dia, bekantan jarang masuk ke dalam kawasan permukiman.
"Mereka jarang menjauh dari tepi sungai sebagai sumber pakan utama. Kalau pun keluar, maksimal dalam radius 500 meter," kata dia.
Bekantan kalau dipelihara juga sulit karena makanannya gatal terkena di kulit.
Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan.
Bekantan merupakan hewan endemik yang hanya ada di Pulau Kalimantan termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam.
Bekantan tersebut akan dimakamkan di Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.
(T011/B015)