Sintang (Antara Kalbar) - Pencitraan yang berlebihan terhadap salah satu calon presiden dan menjelek-jelekan calon presiden lainnya jelas merupakan tindakan membodohi masyarakat.
Ketua Forum Kajian Percepatan Pemekaran Pembangunan Timur Kalbar, Syech Mukarram menilai sebagian media nasional sudah tidak profesional dan proporsional dalam menyampaikan informasi pada masyarakat terkait pilpres.
Ia berpendapat pencitraan yang dilakukan secara berlebihan terhadap calon presiden tertentu jelas akan membuat masyarakat menjadi jenuh dan bisa menjadi anti pati terhadap capres tersebut. “Bisa dilihat bagaimana pencitraan yang dilakukan media-media nasional terhadap capres yang mereka dukung. Begitu berlebihan bahkan terkesan mendewakan capres yang didukungnya. Ini jelas tidak baik untuk pendidikan politik masyarakat,†tegasnya.
Begitu juga dengan "black campaign" (kampanye hitam) yang semakin marak terjadi, menurut Mukarram ,bisa jadi bukan dilakukan oleh tim sukses dari dua pasangan capres dan cawapres yang ada. “Bisa jadi kampanye hitam yang disebar ini dilakukan oleh pihak ketiga dengan tujuan tersebut seperti membuat kekacauan dalam pilpres. Karena itu, masyarakat jangan mudah percaya dengan isu yang beredar,†katanya.
Ia meminta masing-masing pendukung pasangan capres dan cawapres untuk bisa menganalisis dengan baik setiap kampanye hitam yang beredar. Dia menginginkan intelejen daerah bisa mendeteksi potensi kekacauan yang bakal terjadi dalam pilpres ini. Potensi-potensi kekacauan tersebut harus bisa diantisipasi.
Mukarram juga berharap media jangan membodohi masyarakat lewat opini yang mereka sebarkan. “Dalam pemberitaan diharapkan sampaikanlah yang benar itu benar. Media jangan ikut-ikutan melakukan kampanye hitam,†tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Sintang, Askiman. Ia menegaskan dua kandidat capres saat ini merupakan putra terbaik bangsa Indonesia. Kedua pasangan capres dan cawapres jelas memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga para pendukungnya tidak perlu saling menjelekan kedua pasangan capres dan cawapres tersebut.
Askiman mengingatkan agar masyarakat tidak terbawa arus isu yang berkembang saat ini dan menggunakan hak pilihnya dalam Pipres nanti. Dia meminta masyarakat mampu menyaring isu yang berkembang menjelang Pilpres ini. Apalagi kondisi yang terjadi ialah semakin maraknya kampanye hitam yang beredar.
Askiman mengharapkan media tetap netral dalam pemberitaan dan mampu menyediakan informasi yang akurat. Dia mengingatkan informasi itu milik masyarakat sehingga sampaikanlah informasi dengan benar. Askiman mengingatkan tugas media itu mencerdaskan masyarakat melalui informasi yang diberikan. “Media juga punya kewajiban menjaga persatuan, kesatuan dan kebhinekaan Indonesia demi kehidupan masa depan bangsa yang lebih baik,†sarannya.
Jelang Pilpres 2014 Media Jangan Bodohi Masyarakat
Selasa, 17 Juni 2014 15:33 WIB