Jakarta (Antara Kalbar) - Penyanyi dan pencipta lagu kenamaan, Glen Fredly, mengaku prihatin atas kondisi industri musik Indonesia karena media, pemerintah, musisi dan industri musik tidak dapat bekerja sama menghasilkan industri yang berkembang dengan sehat.
"Industri musik di Indonesia kulturnya beda sekali, kultur dalam arti bagaimana tidak ada sinkronisasi antara kepentingan media, kemudian musisinya sendiri, dan juga industrinya itu sendiri untuk bisa bekerja sama menghasilkan industri yang dapat berkembang dengan sehat," kata Glen Fredly dalam diskusi musik daerah di Audiorium Galeri Indonesia Kaya, kemarin.
Musisi yang tergabung dalam Trio Lestari, bersama dengan Tompi dan Sandy Sandoro juga mengatakan bahwa media berpengaruh besar memberikan tontonan musik.
Menurut Glen, media seringkali memberikan tontonan yang gratis yang luar biasa besar sampai akhirnya tidak memikirkan dampak kepada dunia pertunjukkan di Indonesia itu sendiri.
"Pada akhirnya ada satu kata yang memprihatinkan, yang ironi memang, yakni 'monopoli' dalam indutri musik ini. Dan wajar kalau pada akhirnya yang dilihat perputarannya itu-itu saja, itu-itu saja yang dieksploitasi sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya dampak yang terjadi pada industri musik kita itu berpengaruh sekali," kata Glen.
Penyanyi asal ambon tersebut mengaku prihatin atas situasi hukum dalam industri musik di negeri ini yang belum dapat berjalan dengan baik dengan masalah pembajakan tidak pernah tuntas.
"Pada akhirnya saya meyakini bahwa hubungan peran negara menjadi begitu penting," katanya.
"Jika budaya dilihat sebagai softpower, saya berharap pemerintahan baru ini bisa melihat soft power tersebut," tambahnya.