Jakarta (Antara Kalbar) - Wakil Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Farid Rahman menilai industri perbankan di Tanah Air perlu mempersiapkan strategi guna menghadapi ketatnya persaingan dengan perbankan asing pada Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
"Bank menghadapi kompetisi yang kuat apalagi menghadapi MEA. Kompetisi yang ketat untuk 20-30 tahun ke depan, terutama ketersediaan dana," ujar Farid saat menjadi pembicara kunci dalam sebuah seminar di Jakarta, Senin.
Farid menuturkan, salah satu strategi untuk hadapi MEA yakni dengan terus mengembangkan produk-produk keuangan sesuai dengan kebutuhan konsumen, seiring dengan semakin majunya teknologi di bidang perbankan.
"Sektor keuangan harus mendapatkan profit dari keterbukaan pasar. Lembaga keuangan harus terbuka terhadap perubahan dan adaptasi strategi," katanya.
Menurut Farid, kompetisi dengan perbankan asing khususnya dalam hal pengembangan layanan teknologi perbankan diperlukan untuk meraup potensi dana pihak ketiga di dalam negeri yang masih sangat besar.
Farid berharap industri perbankan Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri dengan tetap mampu berdaya saing dengan perbankan asing.
"Sektor perbankan kita harus benar-benar siap hadapi MEA," ujar Farid.
Ia meyakini pertumbuhan perbankan di Indonesia yang masih positif kendati perekonomian global masih melambat, akan membantu perbankan untuk terus dapat berkembang.
Hingga Juni 2014, rasio pinjaman terhadap simpanan (atau loan to deposit ratio atau LDR) mencapai 90,25 persen, yang menunjukkan masih tingginya pertumbuhan kredit dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga.