Sungai Raya (Antara Kalbar) - Masyarakat Desa Parit Satu, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, mendapatkan keuntungan dari masuknya beberapa kapal nelayan luar di perairan Batu Ampar, karena renjong (rajungan) hasil tangkap kapal dari luar tersebut dapat menyerap banyak tenaga kerja.
"Dalam enam bulan terakhir, perairan kami kedatangan nelayan dari luar yang menggunakan kapal jenis Andon untuk menangkap renjong yang selama ini menjadi produk perikanan andalan desa kami. Terus terang saja, kedatangan nelayan pendatang itu membawa berkah karena saat ini saya bisa membuka lapangan kerja untuk masyarakat, khususnya para ibu untuk mengupas renjong," kata agen renjong Desa Parit Satu, Batu Ampar, Ibrahim di Sungai Raya, Jumat.
Menurutnya, karena tangkapan renjong yang banyak dari nelayan luar tersebut mengakibatkan pasokan renjong menjadi banyak dan dirinya menyerap banyak tenaga kerja di desa itu khususnya ibu-ibu. Mereka dipekerjakan untuk mengupas daging renjong dari dalam kulitnya untuk kembali di jual di kota.
Terkait adanya keluhan nelayan tradisional setempat menurut dia karena ada kecemburuan sosial pada usaha yang dilakoninya sekarang.
Para nelayan yang ada di desa itu mengaku sangat dirugikan dengan masuknya nelayan dari luar karena hasil tangkapan mereka menjadi menurun.
Seperti yang dipaparkan oleh Mustafa, salah satu nelayan lokal yang menyatakan nelayan pendatang menggunakan alat yang serba canggih, seperti menggunakan bubu yang panjangnya ribuan meter, dan alat penunjang lainnya. Hal itu secara otomatis mematikan mata pencaharian nelayan tempel yang hanya menggunakan sampan kecil dengan mesin robin dan alat serba terbatas.
Untuk itu, Mustafa berharap kepada pihak terkait dapat segera menuntaskan permasalahan itu. Serta meminta nelayan pengguna Andon meninggalkan wilayah Kubu Raya karena apabila tidak direspons dengan baik dikhawatirkan akan terjadi konflik antara nelayan lokal dan pendatang.
"Kalau mereka masih disini, bagaimana kami bisa bertahan hidup sementara hasil tangkapan kami terus menurun," kata Mustafa.
Di tempat terpisah, Ketua LPPMD Padang Tikar Satu, Abdul Muin mengatakan pihaknya pernah melakukan koordinasi desa tentang keluhan nelayan yang resah terhadap kedatangan kapal Andon. Namun saat itu pihak desa tidak mengeluarkan penolakan dari pihak pemohon, serta tidak menolak kapal pendatang yang masuk wilayah Batu Ampar.
"Artinya mereka perlu mengeluarkan respons atas tuntutan kelompok masyarakat yang merasa keberadaan kapal luar yang masuk kesini. Intinya kalau kami mengevaluasi di lapangan, kenapa kebanyakan masyarakat yang mendukung atas proses kapal ini masuk dan juga usaha yang dikelola oleh agen-agen disini, jadi kami sudah melakukan tinjauan karena kapal Andon ini tidak semena-mena dipanggil oleh oknum tertentu tapi mereka sudah aktif selama tahunan," katanya.
Abdul Muin menyatakan, pihak agen tersebut sangat mengharapkan bahan baku untuk mengelola lapangan kerja dalam menyerap tenaga dari masyarakat sendiri, bahkan warga yang dapat meningkatkan usaha es batu yang berskala besar untuk pengawetan hasil tangkapan para nelayan.
"Sekarang beberapa warga disini juga memanfaatkan adanya lapangan kerja ini berinisiatif membuka usaha es batangan yang seharinya memproduksi sekitar 500 sampai 1.000 batang yang habis terjual dibeli oleh para nelayan pendatang dan agen tersebut," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
Masyarakat Raup Untung Dari Hasil Tangkapan Renjong
Jumat, 17 Oktober 2014 19:52 WIB