Jakarta (Antaranews Kalbar) - Upaya memasarkan produk komoditas rajungan pertama ke Arab Saudi dilakukan Indonesia melalui keikutsertaan pada ajang "Saudi Agrofood" 2018 di Riyadh.
"Kami adalah salah satu dari tujuh peserta asal Indonesia dari berbagai sektor yang ikut. kami memanfaatkan momentum itu untuk 'Rajungan goes to Arab'," kata Direktur PT PT Blue Star Anugrah (BSA) Arie Prabawa, yang menghubungi Antara dari Riyadh, Arab Saudi, Senin pagi.
BSA adalah perusahaan industri perikanan rajungan (Portunus pelagicus) yang berpusat di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Pameran "Saudi Agrofood" yang diselenggarakan bersamaan dengan "Saudi Agriculture 2018" di Pusat Pameran Internasional Riyadh (Riyadh International Convention and Exhibition Center/RICEC) itu berlangsung pada 7-10 Oktober, yang diikuti peserta dari mancanegara.
Baca juga: Ekspor Rajungan Indonesia Sumbang Rp5 Triliun
Arie Prabawa menjelaskan bahwa produk rajungan merupakan pionir yang ditawarkan untuk masuk ke pasar Arab Saudi melalui pameran "Saudi Agrofood" itu.
"Produk yang kami tawarkan memiliki ciri khas berbeda dari pasar tradisional rajungan ke Amerika Serikat (AS)," katanya.
Dengan ciri khas berbeda itu, katanya, produk rajungan yang ditawarkan diharapkan bisa menembus pasar ritel dan jasa makanan seperti untuk hotel, restoran, dan katering di negeri "Petro Dolar" itu.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada Kemenlu melalui KBRI di Riyadh karena memberikan fasilitasi untuk mengikuti "Saudi Agrofood", sebuah pameran internasional untuk produk makanan dan minuman, teknologi pemrosesan dan pengemasan, serta peralatan katering dan acara makanan tertua di Arab Saudi itu melalui Paviliun Indonesia.
Baca juga: Kajian: Rajungan Pantura Tunjukkan Gejala Overfishing
"Kami berharap dengan ajang ini produk komoditas rajungan dari Indonesia semakin dikenal dan diminati, tidak hanya untuk pasar Arab Saudi, namun juga di kawasan Timur Tengah lainnya," demikian Arie Prabawa.
Berdasarkan data dari Kemenlu, pada "Saudi Agrofood" ke-23 tahun 2016, pengusaha Indonesia telah mencatatkan transaksi "trial order" sebesar 1.130.605 dolar AS.
Jumlah tersebut terdiri atas transaksi eceran/ritel sebesar 36.726 dolar AS dan estimasi nilai kontrak dagang sebesar 1.093.879 dolar AS.