Pontianak (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengimbau kepada masyarakat kota itu agar hemat dalam menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, sehingga dampak kenaikan harga BBM tidak begitu terasa.
"Yang paling penting dilakukan saat ini, yakni melakukan penghematan BBM bersubsidi, kalau tidak perlu sebaiknya jangan keluar menggunakan kendaraan," kata Sutarmidji di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan bila perlu bagi masyarakat yang akan bepergian jangan sampai kendaraannya kosong, seperti ibu-ibu yang mau berbelanja ke pasar bisa berboncengan dengan tetangganya agar hemat BBM.
"Sehingga besok harinya kalau mau bepergian, giliran tetangga yang dibonceng sebelumnya yang membawa kendaraannya. Kalau hal itu dilakukan maka masyarakat secara tak langsung melakukan penghematan dan membantu pemerintah dalam mengurangi besaran subsidi BBM," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menyatakan pro kontra terkait terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi hal yang biasa, sehingga siapapun boleh menyampaikan aspirasinya, asalkan tertib.
Ia berharap kebijakan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi tidak dipolitisir, yang penting Pertamina mampu menjamin pasokan BBM bersubsidi jangan sampai terjadi kelangkaan.
"Karena disparitas harga solar bersubsidi dan industri masih jauh perbedaan harganya, sehingga masih berpeluang terjadi penyelewengan, sehingga aparat hukum kami harapkan melakukan pengawasan dan penindakan pada pelaku penyelewengan BBM bersubsidi," ujarnya.
Sebelumnya, Humas Pertamina Regional VI Balikpapan, Andar Titi Lestari juga mengimbau kepada masyarakat khususnya di Kalimantan agar hemat menggunakan BBM bersubsidi pascadiumumkannya kenaikan harga BBM berubsidi oleh pemerintah.
"Meskipun kuota BBM bersubsidi di wilayah Kalimantan masih terbilang aman hingga akhir tahun 2014, tetapi masyarakat kami harapkan hemat menggunakan BBM bersubsidi, selain menghemat pengeluaran masyarakat itu sendiri, dan hemat APBN untuk subsidi BBM," katanya.
Andar juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan penimbunan BBM bersubsidi, karena selain melanggar hukum, juga membahayakan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Pemerintah, Selasa malam (17/11) telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 sehingga harga premium yang semula Rp6.500 /liter naik menjadi Rp8.500 /liter dan solar dari Rp5.500 /liter menjadi Rp7.500 /liter. Pengumuman dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.