Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mengevaluasi pelaksanaan ujian nasional untuk mencari mekanisme yang lebih baik dan memadai dalam menentukan kelulusan siswa.
"Saat ini sedang dicari cara agar siswa memiliki yang baik dan memadai, tapi pada sisi lain pelaksanaan ujian tersebut bukan proses yang menakutkan, membebani dan mengubah orientasi belajar," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di Jakarta, Senin.
Ia menyampaikan hal itu saat bersilaturahim dengan sekitar 650 kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan kota se-Indonesia di Aula Ki Hajar Dewantara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anies mengatakan selama ini ketika siswa SMP dan SMA memasuki kelas tiga semua berubah karena semua aktivitas belajar hanya difokuskan pada persiapan ujian.
"Pertanyannya kita ingin anak hanya terpaku pada pelajaran yang akan diuji pada ujian nasional atau menjadi pembelajar sejati," kata dia.
Ia mengatakan kalau hanya sekadar mendorong anak menjadi seorang yang belajar maka cukup melatihnya bisa menyelesaikan soal ujian nasional dengan baik.
Padahal di masa depan kalau sudah memasuki dunia kerja tidak pernah ada yang bertanya berapa nilai yang diperoleh ketika ujian nasional, katanya.
"Memang Waktu pelaksanaan ujian nasional, nilai amat menentukan tapi dalam perjalanan hidup dan kesuksesan karier banyak faktor lain yang jadi penentu," katanya.
Karena itu, lanjut Anies, ini akan dievaluasi sebab yang paling penting adalah bagaimana mengubah orientasi belajar siswa tidak hanya terfokus untuk menjawab soal pada ujian nasional semata.
"Jadi aturan yang akan dibuat bertujuan untuk membentuk prilaku belajar yang baik dan tidak fokus hanya kepada ujian nasional," kata dia.