Panitia CGM Singkawang Larang Anak-anak Jadi Tatung
Minggu, 1 Maret 2015 13:57 WIB
Singkawang (Antara Kalbar) - Wakil Sekretaris Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Bong Wui Khong mengatakan pada atraksi Tatung tahun ini pihaknya tidak akan melibatkan anak-anak untuk menjadi peserta.
"Ini sudah menjadi kesepakatan kita, dimana panitia pada tahun ini menetapkan beberapa persyaratan dan larangan dan harus ditaati oleh peserta Tatung yang akan berlaga pada Festival Cap Go Meh pada 5 Maret mendatang. Persyaratan itu, antaralain, kata dia, panitia tidak lagi melibatkan anak-anak untuk menjadi peserta," kata Bong Wui Khong di Singkawang, Minggu.
Larangan lainnya, lanjut Bong, peserta Tatung tidak diperbolehkan menggunakan simbol-simbol agama lain. Kemudian peserta Tatung tidak diperbolehkan mengkonsumsi binatang-binatang saat pawai seperti ayam, anjing dan sebagainya sehingga tidak terkesan sadisme.
"Kalaupun mereka ingin mengkonsumsi binatang, silahkan. Tapi begitu pawai berjalan, tidak boleh lagi," tuturnya.
Selain itu, pada tahun ini panitia juga tidak memperkenankan umat muslim untuk menjadi tukang pikul tandu maupun menjadi peserta tatung.
"Hal ini kita berlakukan, supaya Cap Go Meh memiliki nilai jual dari sisi budaya. Dan jika itu muncul, maka akan menjadi daya tarik budaya bagi wisatawan maupun mancanegara," katanya.
Karena, kata Bong Wui Khong, pada puncak perayaan itu selalu dihadiri tamu dari duta-duta besar kenegaraan, Kementerian Pariwisata RI, wisatawan domestik maupun mancanegara guna menyaksikan atraksi-atraksi yang dipamerkan para peserta tatung.
Terpisah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kalimantan Barat, Alik Rosyaid menyambut baik dengan aturan yang diberlakukan Panitia Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang.
"Dengan melarang anak-anak untuk menjadi peserta tatung, saya rasa itu merupakan aturan yang tepat. Dan kalau bisa, larangan ini selalu diberlakukan pada Festival Cap Go Meh setiap tahunnya," kata Alik Rosyaid.
Alik mengakui, jika perayaan Cap Go Meh merupakan bagian dari ritual budaya dan agama. Namun dalam hal kearifan lokal, itu tetap mempertimbangan beberapa hal, diantaranya tidak melibatkan anak-anak.
"Kita sangat mendukung dengan adanya kebijakan aturan yang diberlakukan panitia tahun ini," tuturnya.***4***
(RUD/KR-RDO)