Tayan Hilir (Antara Kalbar) - Ratusan warga Dusun Piasak, Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalbar mendatangi kantor PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), anak perusahaan PT Aneka Tambang, menuntut realisasi pembangunan sarana air bersih, Rabu.
Menurut warga, akibat menggunakan air Sungai Kapuas yang berada di bagian hilir perusahaan itu, banyak yang mengidap penyakit gatal-gatal.
Warga datang mengendarai puluhan sepeda motor dan mobil itu berorasi di depan kantor PT ICA. Terlihat puluhan petugas keamanan berjaga-jaga, sementara beberapa perwakilan warga berorasi menyampaikan aspirasi mereka.
Kedatangan warga ini disambut bagian teknik tambang PT ICA, Marolop Simanjuntak, bagian CSR Annisa dan perwakilan PT Antam Tbk, Triyono.
Hadir juga unsur kecamatan Tayan Hilir, Kepala Desa Pedalaman Sunarto, Ketua BPD Pedalaman Indera Diansyah, Kepala Dusun Piasak Eko Misdarwanto.
Koordinator aksi Welly Sinto dalam orasinya meminta perusahaan itu untuk sesegera mungkin membangun sarana air bersih mengingat kondisi selama ini sangat mengkhawatirkan. "Kita minta ini menjadi perhatian perusahaan. Kami sangat membutuhkan sarana air bersih itu dibangun segera," kata dia.
Beberapa warga silih berganti menyampaikan aspirasinya. Lantas perwakilan perusahaan pun berusaha untuk menjelaskan. Akhirnya, disepakati dilaksanakan rembug di dalam ruangan dan untuk warga mengirimkan perwakilan 10 orang.
Dialog dalam ruangan berjalan alot dan cukup tegang. Intinya warga meminta kapan perusahaan akan membangun saran air bersih tersebut. Endang Supriyatna tokoh warga setempat dengan lantang mengungkapkan, perusahaan hanya mengumbar janji-janji selama ini, namun realisasinya tidak ada sama sekali.
"PT ICA ini tidak pernah merealisasikan janjinya. Dulu waktu perusahaan ini mau buka, berjanji akan membangun sarana air bersih tersebut. Namun, hingga sekarang tidak ada," ujar dia.
Ditambahkan Endang, limbah perusahaan itu juga sempat meluber dan mencemari Sungai Kapuas. "Mungkin perusahaan ini sengaja mau meracuni kami. Kalau tidak demikian, kenapa lama-lama membangun sarana air bersih ini," ungkap dia.
Saat itu juga dibahas model sarana air bersih tersebut, apakah sumbernya dari sungai Kapuas atau sumur bor. Sempat terjadi ketegangan antara warga dengan perwakilan pihak perusahaan. Soalnya, warga menilai perwakilan perusahaan itu berbelit-belit memberikan penjelasan.
"Bapak jangan ngomong berbelit-belit demikian, kami minta yang simple dan dimengerti oleh warga," kata Dudung. Asan, warga lainnya menuturkan, kalau menggunakan sumber dari sumur bor, sangat tak masuk akal. "Akan memakan waktu lama untuk pembebasan lahan apa segala lagi," kata dia.