Palu (Antara Kalbar) - Anggota Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) wilayah Sulawesi Tengah, di Palu, Indriyani mengatakan RA Kartini selama ini lebih dikenal sebagai sosok pejuang emansipasi wanita, padahal pahlawan kelahiran 21 April itu juga berjuang melawan penindasan wanita oleh kaum lelaki.
Terkait hal itu Aktivis perempuan di kota itu meminta masyarakat untuk lebih mengenal sosok RA Kartini agar mengetahui berbagai perjuangan pahlawan wanita itu.
Dia mengatakan RA Kartini dinikahi oleh seorang laki-laki yang sudah memiliki istri sehingga Kartini merasa diperlakukan kurang adil dan terbelenggu dalam melakukan berbagai aktivitasnya.
"Ini yang perlu diketahui masyarakat banyak, terutama kaum wanita, bahwa Kartini juga berjuang untuk itu," kata Indriyani.
Dia juga berharap masyarakat meneladani RA Kartini dan menerapkan nilai-nilai perjuangannya pada kehidupan saat ini.
Hari kelahiran RA Kartini diperingati setiap 21 April secara nasional. Pada tanggal itu, masyarakat melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan RA Kartini, seperti memakai kebaya pada saat ke tempat kerja atau menggelar perlombaan dengan menggunakan baju adat.
Koalisi Perempuan Indonesia sendiri sudah ada sejak 2002, dan bertujuan memperjuangkan kaum wanita agar lebih berperan dalam dunia politik mengingat peran kaum hawa dalam percaturan politik sangat minim.
Organisasi masyarakat ini juga telah berhasil mendorong terwujudnya kuota 30 persen calon anggota legislatif wanita yang diajukan oleh partai politik pada pemilihan umum.
Indriyani mengatakan, meski sudah ada kuota 30 persen wanita yang dicalonkan oleh partai politik, ternyata masih banyak perempuan yang tidak terpilih duduk di legislatif.
Oleh karena itu, dia meminta kepada kaum wanita agar lebih meningkatkan kemampuan dan potensi diri agar bisa lebih berperan di dunia politik atau kegiatan lain yang sering didominasi oleh kaum lelaki.