Jakarta, (Antara Kalbar) - Pertunjukkan karya video mapping gedung museum
Batik Pekalongan dengan keindahan pola dan kain batik berinteraksi
dengan fasad gedung membangun efek ilusi dengan berbagai adegan,
berhasil memukau tidak saja masyarakat kota Pekalongan tetapi juga
wisatawan mancanegara.
Pertunjukan karya video mapping
dengan membawakan tema perjalanan pengukuhan Kota Pekalongan sebagai
bagian dari UNESCO Creative Cities Network merupakan karya oleh seniman
dari Sembilan Matahari.
CEO Sembilan Matahari Adi Panuntun
kepada Antara, Minggu menyebutkan video mapping gedung museum Batik
Pekalongan merupakan kelanjutan dari runutan jejak rekam yang dimulai
sejak Kota Pekalongan menyatakan dirinya sebagai Kota Batik Dunia, yang
sangat serius dan fokus menjadikan bidang batik sebagai tulang punggung
kota.
Pekalongan turut andil bersama pemerintah pusat
Republik Indonesia memperjuangkan batik ke level internasional yang
membuat UNESCO kemudian meresmikan batik sebagai warisan asli budaya
Indonesia, ujarnya.
UNESCO pada Desember 2014 lalu
menetapkan Kota Pekalongan sebagai Creative Cities Network pada kategori
City of Crafts and Folk Arts karena mayoritas masyarakat Kota
Pekalongan berhasil hidup dari batik, dinilai dunia sebagai kota
dengan warga dan pemerintah mengembangkan tradisi budaya asli bangsanya.
Pekalongan secara nyata mengembangkan tradisi budaya bangsa,
menjadi kota batik yang menumbuhkan perekonomian kota serta menginpirasi
warga dan anak-anak mudanya untuk berperan.
Banyak contoh
yang sudah terwujud, beberapa diantaranya adalah pemberlakuan kurikulum
batik di sekolah dan perguruan tinggi, hingga dikembangkannya sebuah
kawasan pelestarian budaya seperti Kampung Canting.
Bersama
Walikota yang inspiratif yang memulai perjalanannya sejak tahun 2005
lalu, dari Pekalongan yang tidak punya apa-apa setelah terkena imbas
krisis ekonomi di tahun 1998 diputuskan agar seluruh unsur memfokus
kepada pengembangan batik.
Bahkan Pekalongan yang pernah
dikenal sebagai pusat kekuatan nelayan, kini seolah menjadi tinggal
sejarah. Dulunya, yang punya usaha batik hanya anak cucu saudagar batik
"tempoe doeloe", namun sekarang ibu hingga anak-anak pun sudah mengikuti
kursus, pelatihan, diajarkan di sekolah dan tumbuh pesat berwirausaha.
Serupa dengan sifat dari kreasi batik itu sendiri, karya dari
Sembilan Matahari senantiasa berkembang seiring dengan bertumbuh
pesatnya dunia teknologi dan multimedia.
Banyak adegan di
dalam video mapping kali ini yang akan memanjakan mata penonton akan
keindahan pola dan kain batik berinteraksi dengan fasad gedung membangun
efek ilusi menakjubkan.
Ribuan warga hadir berkumpul dan
merekam pertunjukkan melalui kamera telepon genggam mereka di depan
Museum Batik yang terletak di depan Lapangan Jetayu Kota Pekalongan.
Sembilan Matahari menyadari kepentingan acara ini bukan hanya
sebagai hiburan yang inspiratif bagi masyarakat akan tetapi juga
perannya sebagai medium penyampai pesan dan nilai-nilai persatuan yang
diharapkan akan dapat menggerakan perubahan.
Sembilan
Matahari telah sukses membuat gedung-gedung bersejarah di Indonesia
menjadi �hidup� dan �bercerita� melalui karya video mapping, beberapa
diantaranya adalah Museum Fatahillah, Gedung Sate, Museum Batik
Pekalongan, dan Museum Nasional.
Sembilan Matahari adalah
studio kreatif lintas disiplin yang berbasis di kota Bandung, dikenal
melalui karya-karya yang memadukan kreativitas teknologi, estetika, dan
keunikan teknik penceritaan. Pengakuan publik nasional dan internasional
diterima oleh Sembilan Matahari ketika mengharumkan nama Indonesia
melalui keikutsertaannya dalam ajang festival-festival bergengsi dunia.
Penghargaan erima Sembilan Matahari diantaranya, Official Selection
di Mapping Festival Geneva 2013, 1st winner di Zushi Media Art Festival
Jepang 2013, 1st winner di Moscow International Festival Circle of
Light 2014, dan Bronze medal di Citra Pariwara 2014 untuk kategori
non-conventional media., semikian Adi Panuntun.
Masyarakat Pekalongan Terpukau Lihat Video Mapping Gedung Museum Batik
Minggu, 9 Agustus 2015 8:37 WIB