PBB (Antara Kalbar) - Raja Jordania Abdullah II pada Senin
(28/9) mengecam pelaku teror atau gerombolan penjahat di dalam
masyarakat Muslim di dunia, karena rencana mereka menggunakan agama
sebagai kedok.
Raja Abdullah menggambarkan mereka sebagai tetesan racun yang juga bisa meracuni orang lain.
Raja Jordania tersebut mengeluarkan pernyataannya ketika ia
mendapat kesempatan tampil di podium Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB,
yang dimulai di Markas Besar PBB, New York, Senin pagi.
"Marilah kita mengakui penipuan," kata Raja Abdullah, sebagaimana
dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. "Ketika
kita mengkaji motif penjahat ini, khawarij --dan tentu saja, motif kaum
ekstrem dari semua pihak --kami mendapati haus akan kekuasaan dan
kendali: orang, uang, wilayah." Walaupun Raja Jordania itu tidak
mengidentifikasi apa yang ia sebut gerombolan penjahat, ia
mengisyaratkan Negara Islam --yang juga dikenal dengan nama ISIS, telah
melancarkan aksi teror untuk memperburuk situasi yang sudah tidak stabil
di Irak, Yaman dan Suriah sejak tahun lalu.
"Mereka
menggunakan agama sebagai kedok," katanya. "Apakah ada kejahatan yang
lebih buruk dibandingkan dengan memelintir firman Tuhan untuk menggolkan
kepentinan kalian sendiri? Apakah ada tindakan yang lebih tercela
dibandingkan dengan mencekoki orang yang rentan dan tak bersalah, untuk
merekrut mereka ke dalam jaringan kalian?" "Di dalam masyarakat Muslim
global --1,7 miliar lelaki dan perempuan, seperempat umat manusia--
gerombolan penjahat hari ini tak lebih setetes air di samudra," katanya.
"Tapi tetesan racun dapat meracuni juga." "Kita harus melindungi
kemurnian kepercayaan kita dari pencemaran pengecut," katanya. "Sebagai
Muslim, ini adalah perang kita, dan kewajiban kita."
Jordania Kecam Pelaku Teror Karena Bencana " Gunakan Agama Sebagai Kedok"
Selasa, 29 September 2015 9:31 WIB