Jakarta (ANTARA) - PT Unilever Indonesia menilai penting bagi perusahaan mempraktikkan inklusi, kesetaraan dan keragaman (DEI) dan memiliki representasi beragam sehingga bisa mengambil keputusan dan menciptakan inovasi yang lebih relevan bagi konsumen.
"Inklusi, kesetaraan dan keragaman menjadi isu keberlanjutan yang penting karena jika seluruh masyarakat marginal diberdayakan, semua orang akan merasakan manfaatnya," kata Head of Communication and Chair of Equity, Diversity & Inclusion Board Unilever Indonesia Kristy Nelwan dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Saat sesi diskusi The Role of PR and Global Sustainability di ajang World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, dia mengatakan ada banyak sekali peluang di luar yang dapat dibuka hanya sebagai organisasi, sebagai perusahaan, mempraktikkan dan memahami prinsip-prinsip inklusi, kesetaraan dan keragaman.
"Sebuah data mengatakan bahwa tim dengan gender yang beragam membuat keputusan bisnis yang lebih baik hingga 87 persen,” kata Kristy.
Dia menambahkan tugas humas atau PR adalah mengomunikasikan pentingnya hal tersebut dengan cara yang berdampak.
Menurut dia, hal yang paling penting bagi praktisi komunikasi adalah untuk belajar bagaimana bisa mengomunikasikan subject yang penting tapi sulit seperti DEI dan Sustainability dengan cara yang menarik.
“Selalu ada ruang untuk terus belajar mendalami isu-isu DEI dan keberlanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengobservasi apakah ada kesenjangan? Jika ada, langkah apa yang dapat dilakukan untuk menjembatani kesenjangan tersebut?” jelas Kristy.
“Kita perlu menyertakan lebih banyak orang, untuk memahami dan mengambil tindakan dalam subjek ini. Tidak hanya di antara kita di ruangan ini, namun kita perlu berbicara lebih keras kepada audiens yang lebih luas dan merekrut lebih banyak orang untuk mendorong kemajuan,” kata Kristy.
Dalam mendorong agenda inklusi, kesetaraan dan keragaman, Unilever Indonesia berfokus pada tiga pilar, yaitu Keadilan Gender: memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan unik dari tiap perempuan; Keadilan untuk Penyandang Disabilitas: menciptakan masyarakat yang ramah disabilitas dan membuka peluang yang adil untuk membuktikan kemampuan mereka tanpa keraguan.
Serta Penghapusan Diskriminasi dan Stigma: menghormati hak asasi manusia dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang dengan melawan berbagai bentuk diskriminasi dan stigma.
Direktur Global Alliance Irene Lungu Chipili mengungkapkan, bukan hal yang mudah bagi seorang humas atau PR dalam mengomunikasikan soal keberlanjutan.
"Karena itu, humas mempunyai peran yang sangat penting agar subject tentang keberlanjutan bisa disampaikan secara lebih luas," katanya.