Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Kabupaten Kayong Utara Hildi Hamid menyatakan, sebanyak 40 "yachter" atau kapal layar ringan dari 15 negara akan ikut meramaikan Festival Karimata 2015 yang berlangsung tanggal 17-22 Oktober di Kepulauan Karimata, Kecamatan Kepulauan Karimata.
"Tahun ini, Pulau Karimata untuk kali pertama akan menjadi titik singgah para yachter. Nantinya mereka tidak hanya lewat seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi akan berinteraksi dan bergabung dalam rangkaian kegiatan Festival Karimata 2015," kata Hildi Hamid saat dihubungi di Sukadana, Selasa.
Ia menjelaskan penyelenggaraan Festival Karimata tryout bagi mereka guna penyelenggaraan Sail Selat Karimata tahun 2016 mendatang.
"Kepulauan Karimata memiliki pesona yang lebih dari cukup untuk menggelar kegiatan berskala nasional bahkan internasional," ungkap Hildi.
Terlebih di kawasan yang 77 ribu hektare luas perairannya berstatus Suaka Alam Laut (SAL) ini memang menjanjikan keindahan bawah laut yang belum banyak dikenal para pehobi kegiatan underwater di Indonesia. Di samping eksotisme taman lautnya, potensi landscape kepulauan yang dihuni oleh lebih dari 1.400 jiwa ini pun menawarkan pesona yang tidak kalah menawan, katanya.
Secara geografis, kepulauan ini berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Gugusannya terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta beberapa pulau kecil nan memesona, diantaranya Pulau Kelumpang, Pulau Buluh, Pulau Belian, Pulau Busung, Pulau Segunung, Pulau Genting, Pulau Serungganing dan Pulau Kera.
Karimata mungkin juga tempat wisata indah lain di tanah air, masih terbalut kesulitan klasik, yakni sulit dijangkau dan mahal. "Akses yang terbatas dan minimnya informasi mengenai potensi pariwisata menjadi salah satu kendala kami selama ini," kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kayong Utara, Mas Yuliandi.
Karenanya, festival ini diharapkan menjadi promosi wisata Kepulauan Karimata sebagai "Mutiara Khatulistiwa" sekaligus sebagai ajang uji coba kesiapan pemerintah daerah menatap pelaksanaan Sail Selat Karimata yang akan dihelat tahun 2016 di wilayah tersebut, katanya.
"Beberapa sarana sedang kami persiapkan seperti menyiapkan kapal perintis sebagai sarana transportasi reguler dan pembangunan dermaga di beberapa lokasi," katanya.
Menurut dia, untuk memunculkan pesona mutiara yang tersembunyi ini agar berkilau di dunia luar, diperlukan strategi penyebaran informasi melalui berbagai media. "Salah satunya kami mengajak masyarakat luas untuk ikut dalam kegiatan ini, tetapi karena keterbatasan sarana dan prasarana yang ada untuk menjangkau Pulau Karimata, kami membatasi jumlah peserta," ujarnya.
Menurutnya, bisa saja masyarakat luar sebenarnya pernah mendengar Karimata, tetapi masih sangat sedikit ketertarikan masyarakat luar terhadap kawasan ini. "Dengan mengajak langsung melihat ragam destinasi disana, ia berharap mereka bisa menceritakan apa yang dilihat dan dirasakan disana.
Beragam kegiatan seperti, atraksi seni dan budaya khas masyarakat negeri bertuah akan ditampilkan dalam kegiatan itu. Selain itu, pesona bawah air maupun landscape dan ragam aktivitas khas masyarakat kepulauan pun akan dipertontonkan kepada peserta.
Untuk memanjakan peserta, panitia menggelar berbagai kegiatan seperti memancing di laut lepas, menyelam atau sekadar snorkling, lomba jukong (semacam sampan khas Karimata), hingga beragam kudapan khas pulau akan dihadirkan nantinya.
"Kami berharap, kegiatan ini menumbuhkan kebanggaan masyarakat KKU, khususnya masyarakat di sekitar pulau terhadap potensi wisata yang ada di wilayahnya, agar mereka siap apabila suatu saat kawasannya menjadi destinasi ekowisata andalan KKU," ujarnya.
Sebelumnya, Executive Director Yayasan Cinta Bahari Antar Nusa, Raymond Lesman, selaku operator Wonderful Sail 2 Indonesia 2015 menyatakan, pihaknya sejak dilepas dari titik start di Darwin (Australia) Juli lalu, berkeliling perairan Indonesia selama tiga bulan dan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan di setiap titik singgah.
Beberapa titik sudah pihaknya singgahi, seperti Pulau Alor, Timor, Banda, Lembata, Wakatobi, Flores, Bali, beberapa titik di Pulau Sulawesi dan Karimun Jawa. Pada Oktober ini akan berada Kumai di Kalimantan Tengah, Ketapang dan Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat.
"Rute terakhir pelayaran kami di Indonesia adalah Pulau Bintan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sebelum akhirnya kami akan berlayar kembali ke Singapura dan Malaysia," ujarnya.