Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua DPD RI Irman Gusman tantang perguruan tinggi (PT) di Indonesia agar terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga sumber daya manusia yang menyelesaikan pendidikannya di PT mampu bersaing di era global.
"Saya berharap ada sinergi antara para akademisi dengan masyarakat dan dunia usaha dalam menghadapi tantangan dan persaingan global," kata Irman Gusman saat membacakan orasi ilmiahnya, dalam rangka Milad ke-25 dan Wisudawan Sarjana Universitas Muhammadiyah Pontianak, Kamis.
Sehingga, PT tidak lagi hanya sebagai pusat pemikiran dan ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pusat perubahan. Sehingga sudah tanggung jawab civitas akademika tidak hanya mengembangkan pengetahuan, tetapi juga menerapkan ilmu pengetahuan di tengah masyarakat sehingga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan.
"Pendidikan adalah kunci dalam membentuk masyarakat maju, berperadaban, dan berdaya saing. Kualitas pendidikan yang lemah akan melahirkan masyarakat yang lemah pula, yang dalam hal ini dunia pendidikan di Indonesia belum mampu mencapai level berkualitas dibanding negara-negara di dunia bahkan di kawasan ASEAN," ungkapnya.
Menurut dia, berdasarkan rilis UNIC (United Nations Information Centre) Jakarta, IPM Indonesia tahun 2014 berada di posisi 108 dunia, dari 187 negara. Peringkat itu sama seperti tahun 2013, dan jauh di bawah Singapura (9), Brunei Darussalam (30), Malaysia (62), dan Thailand (89).
"Kita tentunya sangat prihatin dengan kualitas pendidikan di Indonesia, yang sebenarnya yang punya potensi besar untuk menjadi negara maju," ujarnya.
Sehingga dalam kesempatan itu, Ketua DPD RI mendorong agar pihak kampus menciptakan generasi-generasi muda ke depannya agar menjadi pengusaha untuk meningkatkan kualitas ekonomi nasional Indonesia.
Irman menyatakan, solusi untuk memajukan ekonomi nasional bukan hanya dengan menyiapkan fundamen makro ekonomi yang kuat serta iklim investasi yang kondusif, melainkan juga perlu adanya program untuk mendorong tumbuhnya pengusaha profesional yang lahir dari kampus-kampus di Indonesia.
"Kita membutuhkan peran aktif kampus melalui penumbuhan jiwa dan semangat entrepreneurship (kewirausahaan). Jiwa kewirausahaan tidak hanya membantu perekonomian masyarakat, tetapi juga perekonomian nasional agar tercipta kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat," ungkapnya.
Iraman menyatakan, jika generasi dulu mengidolakan PNS sebagai pekerjaan favorit, maka bagi generasi millennium menjadi wirausahawan adalah cita-cita yang mereka kejar.
"Persaingan global tidak lagi ditentukan oleh siapa yang kuat, melainkan siapa yang lebih siap dan lebih kreatif dalam memecahkan setiap tantangan," katanya.
(A057/Y008)