Pontianak (Antara Kalbar) - Demi menimba ilmu, Bunyana, wanita kelahiran Sungai Ambangah, Kabupaten Kubu Raya, 15 April 1981 ini, rela kursus salon hingga tengah malam. Terkadang sampai pukul tiga dinihari. Kerja keras dan perjuangannya menahan kantuk tak sia-sia.
Salon "Kak Yanna" miliknya semakin dikenal. Omsetnya pun naik hingga mencapai Rp25 juta sebulan. Terlebih setelah ia menjadi peserta Inkubator Bisnis Bank Indonesia. Banyak perubahan yang ia rasakan. Mulai dari cara berpikir, mengelola keuangan, hingga wawasan ke depan.
"Dengan ikut inkubator bisnis, sangat berpengaruh besar dalam usaha saya. Saya menjadi berjiwa dan bepikir besar. Dengan mengikuti itu saja menjadi semangat dan lebih serius menjalankan usaha salon. Saya juga diajarkan bagaimana mengatur dan mengelola usaha. Sehingga Alhamdulillah sekarang sudah berdampak positif di mana omzet sudah meningkat," ujarnya.
Sebelum bergerak di bisnis kecantikan, ia telah memiliki usaha counter dan servis HP. Ia memanfaatkan teras rukonya yang terletak di samping Gang Batara, Jalan Tanjung Raya II Pontianak Timur.
Sementara di dalam ruko, ruang masih kosong. Ia lalu disarankan untuk membuka usaha salon. Ia akhirnya ikut belajar dengan mengikuti kursus salon secara singkat. Ia mensiasati waktu kerja. Salon tempatnya kursus, buka pukul enam pagi dan tutup pukul sembilan malam. Mau tidak mau, ia baru bisa kursus selepas salon itu tutup. "Terkadang kursus sampai pukul tiga dinihari," ujar dia. Namun ia tak patah arang. Semua ia jalani dengan semangat. Salon Kak Yanna berdiri sejak tahun 2010. Ia mengalami pasang surut. Terutama hingga tahun 2012.
Selain sulit mencari pekerja, pelanggan yang datang juga sangat sedikit. Ia ingat, pada masa itu, omset perbulan di kisaran Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan. Nasibnya berubah pada tahun ketiga. Pelanggan yang datang semakin banyak. Ditambah lagi ia menjadi peserta Inkubator Bisnis Bank Indonesia. Dari segi omzet, kini di kisaran Rp 17 juta hingga Rp25 juta perbulan.
Ditambahkan Bunyana dengan ikut inkubator, ia akhirnya bisa memiliki badan hukum, yakni CV Bunyana Mamba'ur Rizqi. Selain itu, untuk akses permodalan ke perbankan juga dibantu. Namun hingga saat ini untuk akses modal keperbankan belum ia manfaatkan.
Kini, setiap hari setidaknya ada 25 pelanggan yang datang. Sementara pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu, jumlah datang dua kali lipat lebih banyak. Ia punya prinsip. "Kunci bisnis ini yaitu jujur dan ramah karena berhubungan langsung ke pelanggan. Layani dengan baik dan betul-betul," katanya.
Sejumlah produk jasa kecantikan ia tawarkan. Seperti potong rambut pria maupun wanita, cuci muka manual dan laser, pewarnaan rambut, make up, sanggul, kursus salon dan sewa baju serta masih banyak lainnya. Ia juga menyediakan produk kesehatan untuk kecantikan pula. Selain itu, ia juga hanya menggunakan satu silet untuk satu pelanggan.
Ia merasakan kendala yang sangat mengganggu adalah keandalan aliran listrik. Terkadang, pemadaman terjadi ketika ia sedang memotong rambut pelanggan. Ia enggan memakai genset karena suara yang nyaring sehingga mengganggu saat berinteraksi dengan pelanggan.
Ia juga mulai membuka cabang dengan memanfaatkan rumahnya sendiri. Bunyana pun telah memiliki dua karyawan. Ia mengaku mempunyai kepuasan tersendiri ketika membuat orang bisa tampil lebih cantik dan keren. Untuk ke depan, ia akan terus mengembangkan usahanya. Kursus salon kecantikan yang dimiliki, akan terus ditingkatkan.
Ia bermimpi memiliki sebuah salon yang besar di mana untuk salon pria dan wanita akan dipisah. Kemudian ruang sewa baju akan ada terpisah. Dengan hal itu, katanya, pelanggan tambah nyaman. "Mudah-mudahan, akan terus berkembang dan besar," katanya.
Kisah Sukses : Bunyana, Belajar di Salon Hingga Dinihari
Rabu, 25 November 2015 12:38 WIB