Ketapang (Antara Kalbar) - Ratusan warga Ketapang yang kesal dengan pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan aksi unjuk rasa ke PLN setempat pada Rabu (2/12) malam.
Massa dari beberapa kecamatan dan desa di seputaran Kota Ketapang ini, datang secara spontan ke kantor PLN Area Ketapang yang terletak di jalan M Thohir sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka menuntut agar PLN Area Ketapang segera mengakhiri pemadaman yang dinilai sudah kelewat batas.
Bagaimana tidak, saat ini pemadaman bergilir bisa terjadi 3 hari sekali, bahkan parahnya pemadaman yang terjadi di beberapa tempat hampir setiap hari dengan durasi pemadaman sehari 3 kali pemadaman, hal ini telah berlangsung sekitar satu pekan belakangan.
Massa yang kesal, mulai menjalankan aksinya dengan meminta kehadiran Manager Area Ketapang selaku penanggung jawab. Sementara teriakan dan cacian terus dikeluarkan masyarakat yang kesal lantaran Manager PLN Area Ketapang seolah enggan datang menemui massa.
Bahkan sebagai bentuk kekesalannya tidak hanya mencaci dan berteriak meminta hak dan keadilan, massa juga melakukan aksi membakar dan memasang puluhan batang lilin di depan kantor PLN, sebagai bentuk kecaman dan sindiran warga.
Safi'i salah satu masyarakat berdebat dengan manajer PLN ketapang, meminta hak masyarakat agar lampu jangan hidup mati.
"Mati lampu hampir tiap hari, sehari bisa 2-3 kali mati, kami menggunakan lilin atau pelita, kalau kebakaran siapa mau ganti, anak kami juga mau ulangan tak bisa belajar karena PLN tiap hari mati," timpal warga lain.
Suasana yang sempat memanas, akhirnya perlahan kondusif usai Kapolres Ketapang, AKBP Hady Poerwanto yang juga hadir ke lokasi meminta massa untuk tenang.
Terlebih Manajer PLN Area Ketapang, Sumarsono yang telah ditunggu kehadiran juga hadir dan memberi penjelasan tepat di halaman Kantor PLN Area Ketapang.
"Jujur kami juga tidak mau seperti ini, tapi apa daya suplai daya kita kurang, kami kehilangan daya 3 MW pascakontrak mesin dengan pihak swasta putus. Saat ini kami lagi berusaha memperbaiki mesin kami, kami juga berusaha melobi pihak swasta agar mau menyewakan lagi mesinnya, kami ada duit tapi pihak swasta yang tidak mau menyewakan mesinnya, kami juga bingung," kata dia.
Solusinya, lanjutnya, sambil menunggu negosiasi oleh PLN Wilayah, mudah-mudahan satu unit mesin yang mulai diperbaiki sejak Agustus segera baik. "Kami juga tidak ingin begini, tapi saat kondisi pas-pasan kami susah mengatur beban, apalagi mesin kami sudah tua, kami juga telah koordinasi dengan pihak PLN Wilayah untuk meminta bantuan, cuma mau gimana lagi, tiap malam kita hanya memiliki daya 20 MW sedangkan kebutuhan 30 MW. Makanya pemadaman terus terjadi sekarang jadwalnya berubah, dari 7 hari sekali normalnya menjadi 5 hari sekali dan saat ini menjadi 3 hari sekali," lanjut Sumarsono memberi penjelasan.
Penjelasan itu tidak serta merta membuat massa tenang. Massa bahkan semakin kesal dengan penjelasan yang dianggap hanya alibi PLN, lantaran kondisi pemadaman bergilir sudah terjadi dalam kurun waktu setahun belakangan.
Warga menilai pihak PLN Area Ketapang terutama managernya tidak becus lantaran tidak dapat menyewa mesin ke pihak swasta dengan alasan tidak jelas kenapa pihak swasta tidak mau menyewakannya.
Hingga 45 menitan berlangsung mediasi, tidak ada solusi jangka pendek dan komitmen dari manager PLN Area Ketapang dalam penyelesaian persoalan pemadaman listrik ini. Sementara manager PLN Area Ketapang terus berdalih pemadaman semakin parah akibat kontrak sewa dengan swasta selesai dan swasta tidak mau lagi menyewekan mesin ke PLN, tanpa menjelaskan apa alasan pihak swasta tidak mau menyewakan mesinnya ke PLN kembali.
Warga Ketapang Protes Layanan PLN
Kamis, 3 Desember 2015 16:08 WIB