Pontianak (Antara Kalbar) - PT Sucofindo (Persero) membeli sejumlah peralatan berteknologi tinggi untuk meningkatkan kualitas sebagai perusahaan surveyor serta menghadapi kompetitor dari negara lain seiring berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Bahkan alat yang kami miliki lebih bagus dibanding kompetitor dari Singapura," ujar Dirut Sucofindo Bachder Djohan di sela peresmian gedung baru PT Sucofindo Cabang Pontianak di Jalan Adi Sucipto Sungai Raya, Kubu Raya, Selasa.
Investasi yang dilakukan seperti pembelian pesawat tanpa awak untuk mempermudah survei lapangan di lokasi yang sulit dijangkau.
Kemudian, alat untuk mengukur karat atau kerak dari pipa terutama yang digunakan di sektor migas. Menurut Bachder, alat tersebut hasil kerja sama dengan Jepang.
"Ada dua unit, satu di Jakarta, satu lagi di Bandarlampung," kata dia.
Pihaknya sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Pertamina untuk pemantauan kerak dan karat pipa ini.
Selain itu, pihaknya juga tengah menunggu hasil rakitan alat untuk mengetahui kadar minyak di blok-blok migas yang ada. "Alatnya seharga Rp40 miliar, sekarang lagi dirakit di Perancis, hasil kerja sama dengan Kanada dan Tiongkok," ujar Bachder.
Ia menegaskan, Sucofindo tidak khawatir dengan MEA. Ia yakin dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan SDM, Sucofindo mampu bersaing dengan kompetitor. Di Kalbar, mitra Sucofindo terutama yang bergerak di sektor tambang, sawit dan mineral lainnya.
Kepala PT Sucofindo Cabang Pontianak Sapurmen mengatakan, sejak tahun lalu telah memulai kerja sama dengan PT PLN dalam sertifikasi batu bara untuk sejumlah PLTU di Kalbar.
Selain itu, juga untuk produk mineral seperti bauksit. Di Indonesia, ada 1,1 miliar ton bauksit. Satu miliar ton diantaranya ada di Kalbar.
Kantor baru Sucofindo Cabang Pontianak, berada di atas lahan seluas 1.464 meter persegi. Luas bangunan 806 meter persegi. Dilengkapi dengan laboratorium terpadu yang meliputi laboratorium analisa batu bara, laboratorium mineral, kimia, migas dan lingkungan.
Sucofindo Beli Alat Canggih Untuk Hadapi MEA
Selasa, 19 Januari 2016 13:40 WIB