Putussibau (Antara Kalbar) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Mulyono meminta intelijen di perbatasan untuk lebih jeli dalam memantau kawasan.
"Jangan bilang aman-aman saja, intelijen harus lebih tajam apalagi daerah perbatasan," ujarnya saat pengarahan kepada prajurit TNI Batalyon 644/Walet Sakti Putussibau, di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar.
Ia mengajak seluruh prajurit TNI untuk waspada mengingat Indonesia tengah dihadapkan dengan berbagai ancaman nyata yang kasat mata.
"Situasi saat ini semuanya bisa menjadi ancaman nyata, tetapi tidak nyata, contohnya bom bisa tiba-tiba meledak di jakarta, ISIS tiba-tiba muncul, kemudian Gafatar juga tiba-tiba muncul dengan ribuan anggotanya, hal-hal seperti ini harus diwaspadai," tegasnya.
Menurutnya, ancaman bisa muncul kapan saja, dan dimana saja. Apalagi saat ini kata Kasad kita tidak mengetahui kekuatannya, bisa tiba-tiba muncul.
Selain itu, sebagai prajurit TNI juga harus disiplin,dan bekerja profesional. "Menjaga kesatuan dan kesatuan serta keamanan di perbatasan ini adalah kewajiban, harus terus berlatih dan seorang prajurit harus jago tembak,"cetusnya.
Ditambahkan Mulyono, dirinya akan mengevaluasi terkait kurangnya fasilitas TNI di daerah perbatasan. "Saya sudah mengecek daerah perbatasan, begitu sulitnya prajurit dengan keterbatasan fasilitas, sehingga kedepan ini masih banyak harus dibenahi," tuturnya.
Selain ancaman-ancaman yang terjadi selama ini, daerah perbatasan harus selalu diawasi terkait penyelundupan dan masuknya orang asing. "Kita selalu bekerjasama dengan semua pihak, terkait teroris harus ada deteksi dini, semua unsur harus bekerjasama, jika wajib lapor diterapkan saya yakin tidak ada teroris-teroris yang tinggal lama. Intinya kerja sama semua pihak," pungkasnya.
KSAD Minta Intelijen Perbatasan Lebih "Tajam"
Rabu, 3 Februari 2016 15:16 WIB