Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengungkapkan sisi kejiwaan Brigadir PB, pelaku pembunuh dua anak kandung di Nanga Pinoh, Melawi, akan diperiksa.
Kapolda tiba di Melawi, Jumat siang untuk memantau kasus mutilasi anak oleh oknum anggota Polres Melawi itu juga bertemu dengan istri pelaku di rumah dinas Kapolres Melawi.
Ditemui di Mapolres Melawi, Kapolda mengatakan untuk penanganan kasus mutilasi di Polres Melawi, dirinya memperbantukan tim inafis dan dokter forensik yang dipimpin oleh Wadireskrimum Polda Kalbar.
"Sekarang sedang bekerja di rumah sakit untuk melakukan otopsi sebagai alat bukti nantinya. Tim inafis akan melakukan olah TKP dengan tim penyidik, sementara tim penyidik yang lain akan memeriksa saksi-saksi," terangnya.
Kapolda juga mengungkapkan sudah dilakukan penahanan terhadap Brigadir PB sebagai pelaku untuk proses penyidikan. Kondisi tersangka dalam keadaan sehat, tapi bicaranya meracau dan tidak menjadi dirinya sendiri.
"Karena dia menganggap apa yang dilakukannya itu perintah dari Tuhan. Dia mendapat bisikan untuk melakukan itu semua. Jadi dia merasa sadar dan tidak menyesal. Anaknya pun ikhlas katanya, tersenyum saat dibunuh dan dia tenang. Menjawab pertanyaan dari tim penyidik dengan tenang, merasa anaknya sudah dikirim ke surga," paparnya.
Kesadaran dari tersangka, lanjut Kapolda ini masih akan didalami nantinya oleh psikater sehingga sampai saat ini Arief belum bisa menjelaskan bagaimana kondisi sebenarnya dari tersangka ini.
Namun, proses penyidikan akan tetap berjalan untuk mengumpulkan alat-alat bukti.
Terkait persoalan keluarga yang sempat dianggap menjadi pemicu pembunuhan ini, Kapolda mengatakan dirinya tidak melihat persoalan ini. Hanya fokusnya lebih kepada pengumpulan alat bukti.
"Masalah keluarga nanti masalah mereka. Tetap di dalam proses penyidikan," katanya.
Kapolda juga mengungkapkan, selama ini tersangka diketahui berperilaku baik dan tidak memiliki kepribadian yang aneh. Hanya pihaknya akan melakukan evaluasi pada psikologis bersangkutan.
"Dari hari-hari dalam keadaan baik. Bahkan waktu pilkada, yang bersangkutan terpilih menjadi pendamping calon bupati. Karena fisiknya bagus, hanya dalam perkembangan lalu ada kondisi kejiwaan begini inikan diluar pengetahuan kami," jelasnya.