Manggala Agni Tangani Tiga Kasus Karhutla Singbebas
Rabu, 13 April 2016 8:27 WIB
Pontianak (Antara Kalbar) - Manggala Agni Balai Konservasi Wilayah III telah menangani tiga kasus kebakaran lahan yang terjadi di Singkawang, Bengkayang dan Sambas (Sing Bebas) atau seluas 22 hektare sepanjang April 2016 .
"Ada tiga kasus kebakaran lahan yang kita tangani. Totalnya ada seluas 22 hektare, yang meliputi Tanjung Gundul, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang seluas 2 hektar, Sajingan Kabupaten Sambas seluas 16 hektar dan Sungai Bulan Kecamatan Singkawang Utara seluas 4 hektar," kata Sekretariat Operasi Manggala Agni Seksi Konservasi Wilayah III, Icuk Setiawan, Selasa.
Sewaktu memadamkan kebakaran lahan di Sajingan Kabupaten Sambas kemarin, katanya, pemadaman membutuhkan waktu selama tiga hari. Hal itu karena lahan yang terbakar merupakan lahan perkebunan sawit.
"Dikarenakan lahan yang terbakar itu merupakan lahan perkebunan sawit, jadi untuk pemadamannya membutuhkan waktu selama tiga hari," tuturnya.
Menurut di, kesiapan petugas Manggala Agni untuk melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi sudah siap. Terlebih, sekarang sudah memasuki musim kemarau.
"Cuaca panas seperti ini, dengan membuang puntung rokok sembarangan saja sudah bisa terjadi kebakaran," katanya.
Disamping itu, pihaknya juga rutin melakukan patroli, dan melakukan pengontrolan titik api dari posko sehingga jika terjadi kebakaran anggota langsung mendatangi TKP.
Di dalam penanganannya pun, kata Icuk, metode pemadaman yang dilakukan tentu berbeda-beda sesuai dengan karakter lahan.
"Kalau lahannya pasir, seperti kebakaran yang terjadi di lahan kosong dekat STKIP kemarin, kami menggunakan pemadaman langsung. Beda dengan lahan gambut, harus di cek dulu berapa kedalaman gambutnya dan kita harus tau seberapa luas penyebarannya dan arahnya ke mana," katanya.
Jika sudah diketahui, maka pihaknya akan melakukan penyekatan bakar (membuat parit), supaya api tidak merambat ke arah yang lain. Sehingga terbakarnya hanya sampai sebatas itu saja.
"Kalau skalanya kecil, maka metode pemadaman yang kita gunakan dengan cara `nosel suntik` atau suntikan gambut (sunbut)," jelasnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Singkawang, Libertus Merep mengatakan, meskipun telah terjadi kebakaran lahan namun sampai saat ini belum ditemukan adanya titik hotspot di kota itu.
"Untuk titik hotspot ini kita mengambil data dari satelit NOA, namun sampai saat ini belum ada," katanya.
Di tempat terpisah, Anggota DPRD Singkawang, Dido Sanjaya, sangat menyayangkan terjadinya kebakaran lahan di wilayah Singkawang Utara kemarin.
Menurut dia, hal itulah kelemahan Pemkot Singkawang baik dari segi sosialisasi maupun pembinaan organisasi tanggap terhadap bencana.
Dia tidak mengetahui, apakah kebakaran lahan yang terjadi dikarenakan adanya kesengajaan oknum yang melakukan pembakaran, atau memang dikarenakan pergesekan panas sekarang ini.
"Kalau memang ada oknum yang sengaja melakukan pembakaran, Pemkot jangan takut. Karena, ada polisi yang bisa menangkap oknum tersebut," katanya.
Menurut dia, Pemkot Singkawang harus proaktif, karena kebakaran lahan sangat meresahkan orang yang berada di sekitar lahan yang terbakar dan dapat menimbulkan kabut asap. Dan polisi jangan diam, harus bisa mengungkap apa penyebab dari kebakaran itu.
"Jika memang ada oknum yang sengaja melakukan pembakaran tolong ditangkap pelakunya," katanya.