Jakarta (Antara Kalbar) - Presiden Joko Widodo meminta seluruh pengusaha
di dalam negeri memberikan informasi dengan jujur saat dimintai
keterangan dalam Sensus Ekonomi 2016 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Saya titip kepada seluruh pengusaha, pengusaha besar, di sini
hadir Ibu Mooryati Sudibyo dan pengusaha-pengusaha yang lain yang gede,
yang menengah, yang kecil, yang mikro, agar memberikan data-data benar.
Ini tidak ada urusannya dengan pajak, jadi tidak usah takut," kata kata
Presiden Jokowi dalam Pencanangan "Sensus Ekonomi 2016 (SE2016)" dan
Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Sensus Ekonomi 2016 di
Istana Negara Jakarta, Selasa.
Ia meminta agar pengusaha jujur dan tidak perlu takut
menginformasikan data, misalnya soal omzet yang ditanyakan oleh petugas
sensus.
Hal itu, kata Presiden, penting karena data yang akurat dan detil
menjadi cermin dari daya saing dan produktivitas dunia usaha Indonesia.
"Tidak usah takut jadi kalau usahanya omzetnya misalnya 1.000 ya
ngomong aja 1.000 kalau 2.000 ya ngomong saja 2.000 enggak usah didiskon
2.000 ngomong 1.000," katanya.
Data yang valid, kata dia, penting untuk melihat daya saing dan produktivitas dunia usaha Tanah Air.
"Kondisi industri kecil kita, pengusaha mikro seperti apa sehingga
kondisi kebijakan kita akan menjadi semakin jelas jangan sampai muncul
sebuah potret yang salah yang keliru sehingga kita salah mengambil
kebijakan, memformulasikan kebijakan," katanya.
Presiden juga menyadari bahwa tugas sensus ekonomi 2016 bukan
merupakan tugas yang enteng. Apalagi sekarang banyak menjamur bisnis
berbasis online.
"Fokuslah pada hasil yang ingin kita dapat yakni potret yang akurat
dari kondisi dan potensi ekonomi dari wilayah yang paling kecil di
pedesaan, kecamatan, kota/kabupaten dari usaha mikro, kecil, menengah,
besar, potret harus kita dapatkan," katanya.
Presiden juga mengucapkan selamat bertugas kepada personel BPS dan
seluruh tenaga pendukung survei sensus ekonomi 2016 yang mencapai
340.000 petugas lapangan.
Para petugas itu akan bertugas di 81.789 desa dan kelurahan
sehingga BPS akan memiliki data yang detil dan akurat yang bisa
digunakan oleh pemerintah untuk memformulasikan kebijakan baik jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
"Kepada seluruh kementerian/lembaga terkait saya instruksikan untuk
mendukung penuh keberhasilan survei ini juga pemerintah provinsi,
kabupaten, dan kota yang akan dilaksanakan nantinya 1-31 Mei yang akan
datang," kata Presiden.
Presiden Jokowi Minta Selurh Perusahaan Jujur Berikan Informasi
Minggu, 1 Mei 2016 9:13 WIB