Produsen Sepatu Korsel Siap Investasi Rp2 T di Jepara
Minggu, 10 Juli 2016 14:11 WIB
Jakarta (Antara Kalbar) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi minat investasi produsen sepatu asal Korea Selatan senilai 150 juta dolar AS (setara Rp2,08 triliun dengan kurs Rp13.900) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Minggu, mengatakan produsen sepatu ternama Korea Selatan tersebut berencana untuk menyerap tenaga kerja sebanyak 15.000 orang.
"Untuk hasil produksinya akan dialokasikan 100 persen untuk pasar ekspor," UCAPnya.
Franky menyebut latar belakang menjadikan Jawa Tengah sebagai salah satu pilihan utama bagi investor di bidang industri-industri padat karya lantaran kondisi infrakstruktur yang memadai serta ketersediaan tenaga kerja dengan biaya yang kompetitif.
Menurut dia, investor melihat Indonesia memiliki biaya tenaga kerja yang kompetitif sehingga menjadikan Tanah Air sebagai basis produksi perusahaan.
"Di tengah kondisi perekonomian dunia yang sulit, upaya penciptaan tenaga kerja menjadi hal yang sangat penting dalam upaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. BKPM akan terus melakukan langkah aktif untuk menarik investasi padat karya," lanjutnya.
Pihaknya juga terus melakukan upayauntuk menarik minat investasi dari sektor padat karya dari negara-negara prioritas pemasaran investasi terus dilakukan.
"Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang merupakan negara-negara yang memiliki eksposure investasi padat karya yang besar di Indonesia," tuturnya.
Franky mengatakan pihaknya akan menugaskan kantor perwakilan BKPM di Seoul untuk mengawal komitmen investasi yang telah disampaikan oleh investor asal Korea Selatan tersebut. Pasalnya, perusahaan sudah mendapatkan izin prinsip oleh BKPM dan segera akan melakukan pembangunan pabrik dan instalasi mesin.
Kepala Kantor BKPM di Korea Selatan (IIPC Seoul) Imam Soejoedi menyampaikan dalam berbagai pertemuan dengan pemilik perusahaan diketahui bahwa perusahaan ini sangat serius dalam membangun pabrik di Indonesia.
"Mereka meminta dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dalam rangka merealisasikan pabrik di Kabupaten Jepara," ujarnya.
Imam juga merekomendasikan perusahaan tersebut, agar sebagian bahan baku seperti sol sepatu dan aksesoris lainnya bisa mengambil dari produk lokal.
"Ini penting agar 'value chain' (rantai nilai) dan 'value added' (nilai tambah) juga dirasakan oleh daerah atau provinsi di mana perusahan berinvestasi. Kami dari IIPC Seoul, KBRI dan BKPM akan terus mengawal agar rencana tersebut dapat diwujudkan segera," imbuhnya.
Dari data BKPM, untuk periode triwulan pertama 2016, Korea Selatan berada di peringkat keenam dari daftar asal investasi ke Indonesia dengan nilai investasi mencapai 188 juta dolar AS yang terdiri atas 435 proyek dan menyerap 28.349 tenaga kerja.
Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai 1,2 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka 8 miliar dolar AS, didominasi oleh sektor industri logam yang mencapai 45 persen.