Semarang (Antara Kalbar) - Pakar keperawatan maternitas Rita
mengingatkan banyak pasangan yang menikah dini kerap kebingungan dalam
merawat anaknya yang masih bayi.
"Ya, dipengaruhi juga dari
aspek usia yang masih sangat muda. Mereka secara psikologis kerap belum
siap untuk memiliki anak, terutama dari si ibunya," kata Ns. Rita Dewi,
M.Kep.Sp.Kep.Mat. di Semarang, Sabtu.
Hal itu diungkapkannya
saat menjadi pemateri kegiatan "parenting class" bertema "Perawatan
Bayi Baru Lahir" yang diprakarsai Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kusuma
Pradja Semarang.
Rita yang juga Kepala Bidang Keperawatan
RSIA Kusuma Pradja Semarang mengatakan bahwa anak, terutama yang masih
bayi atau baru lahir, membutuhkan perawatan khusus yang harus dipahami
para ibu.
"Mereka (pasangan dini, red.) ini sebenarnya belum
siap memiliki anak dan memang belum pernah punya anak jadi kebingungan.
Namun, perawatan bayi baru lahir ini bisa dipelajari," katanya.
Secara umum, kata jebolan Magister Keperawatan Maternitas
Universitas Indonesia (UI) itu, ada beberapa faktor yang harus dipahami
dalam merawat bayi, yakni bayi butuh ketenangan dan kehangatan.
"Kemudian, pakaian bayi juga harus diperhatikan, cara memandikan
bayi, perawatan tali pusar, hingga pemberian air susu ibu. Yang kerap
jadi kendala, perawatan tali pusar bayi," katanya.
Biasanya,
kata dia, ibu yang sudah pernah memiliki anak sudah paham. Akan tetapi,
yang sama sekali belum memiliki anak sering kebingungan. Misalnya,
ketika tercium bau menyengat dari tali pusar anaknya.
Ia
menjelaskan bahwa prinsip perawatan tali pusar bayi adalah bersih dan
kering sehingga ibu harus sesering mungkin membersihkan dengan air
hangat dan kasa steril tanpa menunggu sampai bayi dimandikan.
"Begitu tahu popok anaknya basah, segera bersihkan tali pusar.
Sebenarnya kalau perawatan dilakukan secara tepat, biasanya dalam 5
sampai 7 hari tali pusar sudah kering atau 'puput'," kata Rita.
Sementara itu, Direktur RSIA Kusuma Pradja Semarang dr. Makmur
Santosa, MARS, menjelaskan "parenting class" merupakan kegiatan bulanan
yang menyasar kalangan ibu, kader posyandu, dan PKK.
"Jadi,
bisa membantu memberikan edukasi kepada mereka. Temanya bervariasi,
tetapi seputar kesehatan ibu dan anak. Alhamdulillah, antusias peserta
sangat besar meski tidak gratis," katanya.
Bahkan, kata dia,
peserta tetap antusias berdatangan meski beberapa waktu lalu Jalan
Bugangan Raya yang menjadi akses jalan menuju RSIA Kusuma Pradja sempat
tergenang rob atau limpasan air laut.
"Alhamdulillah, sejak 8
Agustus lalu sudah tidak rob lagi. Ya, ini semua tidak lepas dari upaya
Pemerintah Kota Semarang dan jajaran terkait. Kami sangat berterima
kasih," pungkas Makmur.
Pakar: Pasangan Dini Kerap Bingung dalam Perawatan Bayinya
Sabtu, 15 Oktober 2016 19:15 WIB