Jakarta (Antara Kalbar) - Chairman of Center for Dialogue and
Cooperation among Civilizations (CDCC) Din Syamsuddin mengakui membahas
masalah Ahok meskipun selintas saat bertemu dengan Presiden Jokowi di
Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
"Walaupun sangat selintas
tadi kami diskusikan kasus Gubernur (non aktif) Basuki Tjahaja Purnama,
ini beliau (Presiden) sebagaimana sering diulang-ulang tidak mau
mengintervensi proses hukum dan tidak akan melindungi dan oleh karena
itu ini harus kita percayai," kata Din Syamsuddin di Kompleks Istana
Kepresidenan Jakarta.
Din sendiri mengaku ingin mendalami
tentang pernyataan Presiden yang sangat meyakinkan tersebut yang meminta
agar seluruh elemen masyarakat percaya pada proses hukum yang
berkeadilan, cepat, transparan, dan memperhatikan rasa keadilan
masyarakat.
Menurut Din, hal itu baik karena penegakan hukum merupakan jalan keluar terbaik bagi masalah-masalah bangsa ini.
"Hukum adalah cara beradab untuk menyelesaikan masalah yang ada,
untuk menghindari perilaku dan tindakan yang boleh jadi tidak beradab,
maka harus kita dukung, apalagi Indonesia adalah negara berdasarkan
hukum yang menegakan supremasi hukum. Tinggal sekarang persoalan yang
ada ini berkeadilan atau tidak. Nah ini yang menurut hemat saya, saya
terima dari Bapak Presiden dan itu satu keyakinan satu konfirmasi maka
biarlah ini berlanjut," katanya.
Din yang juga Ketua Dewan
Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyampaikan kepada
Presiden bahwa sikap dasar dari Umat Islam yang diwakili oleh
ormas-ormas Islam tersebut adalah formal dan sangat cinta kepada Tanah
Air.
Selain juga sangat cinta kepada bangsa dan negara serta sangat berwawasan kemajemukan, Bhineka Tunggal Ika.
Menurut dia, umat Islam sangat besar jasanya bagi kemerdekaan, bagi penegakan negara, dan itu tidak perlu dikawatirkan.
"Justru kalau ada orang lain yang mengganggu semacam menuduh umat
Islam intoleran, ini mengusik rasa kesadaran batin mereka," katanya.
Din mengatakan Presiden telah berjanji akan terus berkomunikasi dan
bersikap dialogis dengan berbagai elemen masyarakat khususnya umat
Islam.
"Maka pemerintah akan semakin memberikan perhatian
untuk mengatasi kesenjangan khususnya dalam bidang ekonomi. Saya katakan
kepada beliau kalau rakyat di lapis bawah yang mayoritas adalah umat
Islam merasakan ada ketidakadilan, kesenjangan ekonomi, ini yang mereka
untuk bangkit bereaksi, dan itulah rakyat Indonesia jangan lihat itu
sebagai umat Islam," katanya.
Din juga menegaskan dalam
pertemuan tersebut terkait adanya aktor politik yang cenderung
memanfaatkan situasi terakhir bahwa ormas-ormas Indonesia akan berada di
belakang atau di depan pemerintah untuk menolak segala niat yang tidak
baik yang ingin merongrong kekuasaan pemerintah yang sah berdasarkan
konstitusi.
"Dan saya pribadi, saya enggak tahu persis baik
NU, Muhammadiyah, dan ormas-ormas Islam ini, sangat berwawasan
konstitusional, maka akan menolak ada gelagat dan gejala yang ingin
membelokkan dan membalikkan proses konstitusional 5 tahunan bagi seorang
presiden wakil presiden terpilih secara sah lewat proses demokrasi,"
katanya.
DIN Akui Bahas Soal Ahok Dengan Jokowi
Rabu, 16 November 2016 15:55 WIB