Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Sekjen DPP PKB Daniel Johan menyerukan agar semua pihak menjadikan perayaan Imlek Tahun 2017 sebagai momentum meneguhkan kembali politik kebangsaan dengan tujuan bersama membangun Indonesia.
"Imlek tentu menjadi momen penting untuk masyarakat Tionghoa sebagaimana sahabat Muslim menyambut Idul Fitri, dan PKB merasa dekat dari sejarah yang memperjuangkan penghapusan diskriminasi terhadap perayaan Imlek," kata Daniel Johan saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Ia menambahkan, melalui refleksi Imlek Tahun Ayam ini PKB berharap masyarakat semakin kuat melakukan dialog dan kerja sama berjuang bersama PKB dalam mengatasi segala persoalan bangsa dan memajukan Indonesia.
Perayaan Imlek 2017 DPP PKB diadakan di DPP PKB pada Rabu (25/1). Dihadiri Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar beserta Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Mendes PDTT Eko Putro Sanjojo, Menpora Imam Nahrowi, Kepala BKPM Tom Lembong, Ketua Umum PSMTI David Herman Jaya dan tokoh-tokoh Tionghoa.
Daniel melanjutkan, berdasarkan penanggalan Lunar, tahun 2017 disebut sebagai tahun Ayam Api. Ayam jago merupakan simbol astrologi untuk tahun ini, sehingga karakter tahun ini diperkirakan masih diwarnai dengan pertarungan sebagaimana karakteristik seekor ayam jago yang saling membusungkan dada dan gemar bertarung memenangkan egonya.
Untuk itu pada tahun Ayam Api ini, PKB mengajak kepada segenap warga untuk sama-sama melakukan pengendalian diri, senantiasa menampilkan politik yang santun. "Mari sama-sama menjaga kondisi sosial yang penuh kebersamaan, dan tetap memperkuat persaudaraan dan solidaritas sesama anak bangsa," kata dia.
Terlebih lagi pada tahun 2017 ini juga berlangsung Pilkada secara serentak. Kontestasi politik di tingkat daerah yang dilakukan secara serentak, ikut mendorong politik nasional menjadi menghangat, khususnya ekses dari Pilkada DKI Jakarta.
Tidak dapat dipungkiri, kata dia, hal ini berdampak munculnya semangat etnoprimordialisme yang memisahkan dan mengkotak-kotakkan di antara sesama anak bangsa. "Yang melunturkan semangat toleransi dan solidaritas, sebaliknya memunculkan fanatisme atas dasar kesukuan dan perbedaan latar belakang," kata dia.
Secara tegas PKB menolak etnoprimordialisme ini karena cenderung memisah-misahkan baik sebagai sesama insan manusia maupun sebagai sesama anak bangsa Indonesia. "Karena siapa pun kita, dengan latar belakang agama, etnis, dan budaya apa pun, kita tetap disatukan oleh rasa kemanusiaan dan ke-Indonesiaan yang sama," ujar dia.
Oleh karena itu politik dalam merebut kekuasaan, dalam memenangkan kontestasi dan dukungan rakyat, jangan sampai memecah-belah persatuan, persaudaraan, dan kebhinekaan yang selama ini sudah terbangun dengan baik.
PKB, kata Daniel, senantiasa mendorong berkembangnya politik kebangsaan, yang menempatkan kepentingan rakyat sebagai yang utama, hasil kerja di atas pencitraan, dan kemanusiaan di atas kekuasaan.
Politik kebangsaan harus berorientasi pada kepentingan setiap warga negaranya, bukan kepentingan sekelompok orang se-partai, se-suku, dan atau se-agama. "Kita bisa belajar banyak dari Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia, mengenai hal ini," kata dia.
Politik seharusnya mampu memberikan kepastian kesetaraan bagi setiap anak bangsa, memberi perlindungan terhadap semua agama yang ada, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, merawat rasionalitas dan budi pekerti, anak-anak generasi yang akan datang sebagaimana menjaga juga para lanjut usia, membebaskan dan mencerahkan.
Ia berharap, semoga Tahun Ayam Api ini akan menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk kembali pada politik kebangsaan, sehingga mozaik indah khatulistiwa ini benar-benar dapat kita bangun bersama-sama tanpa pembedaan agama, suku, dan lainnya. "Perjuangan mereka yang telah bersatu akan membuahkan kesejahteraan dan kebahagiaan. Mari kita bangun Indonesia secara bersama-sama dengan semangat itu," kata anggota DPR RI Dapil Kalbar itu.
Daniel atas nama Partai Kebangkitan Bangsa mengucapkan Selamat Merayakan Tahun Baru Imlek 2017, Gong Xi Fa Cai, Bangkitlah Indonesiaku, Sejahtera dan Bahagialah Rakyat dan Bangsaku.
(T.T011/J003)