Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalimantan Barat, M Faiz Hayani mengajak mahasiswa dan pemuda sebagai kaum intelektual ikut memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya paham komunis.
"Sebagai kaum intelek, mahasiswa harus memberikan informasi terkait bahaya paham komunis, karena bertentangan dalam segala aspek, yakni teologi, ideologi, sosial, politik, dan sejarah, sebagai negara demokrasi dan berideologi Pancasila," kata M Faiz Hayani di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan, dari segi teologi, paham komunisme telah melawan prinsip ketuhanan, karena mereka tidak mengenal adanya tuhan. Sedangkan di dalam sila pertama Pancasila, yakni ketuhanan yang maha esa.
Kemudian, dari segi ideologi, paham komunis tentu sangat berlawanan dengan paham Pancasila, sementara dari segi sosial, paham komunis mengajarkan pertentangan kelas, misalnya, pertentangan kelas antara buruh dan majikan, kaya dan miskin, tuan dan bawahan.
"Padahal, prinsip tersebut akan terus mengadu domba antara pihak yang merasa tertindas dan ditindas, sehingga tidak tercipta suasana yang harmonis," ungkapnya.
Sedangkan, jika dikaitkan dengan politik, paham komunis tersebut sangat kental dengan propaganda kepada lawan politik, sedangkan hal tersebut tidak dibenarkan, karena Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai kebenaran dan jujur termasuk dalam berpolitik, katanya.
"Dalam sejarah sudah jelas bagaimana kebiadaban komunis di Indonesia, bahkan dalam sejarahnya HMI sendiri musuh yang nyata bagi paham-paham komunis, bahkan sampai detik ini HMI tetap komitmen melawan paham-paham komunis di Indonesia," katanya.
Karena PKI menganggap HMI adalah kekuatan ketiga umat Islam. Begitu bersemangatnya PKI dan simpatisannya dalam membubarkan HMI, terlihat dalam segala aksi-aksinya. Mulai dari hasutan, fitnah, propaganda hingga aksi-aksi berupa penculikan, katanya.
Faiz mengingatkan bahwa sejarah, Ketetapan MPRS No. 25/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) masih berlaku. Oleh sebab itu, segala hal yang berbau paham komunis jelas terlarang, dan jangan dianggap enteng apabila simbol-simbol tersebut menyebar luas di daerah-daerah di Indonesia.
"Sehingga harus segera diproses asal muasalnya, karena itu ancaman yang berbahaya bagi kedaulatan bangsa dan negara Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar menyatakan, harus ada cara konkret yang dilakukan pemerintah dalam membasmi paham komunis yang ada Indonesia khususnya di Kalbar.
"Karena saat ini, gejala-gejala kebangkitan komunis sudah ada tanda-tandanya, dan semakin menunjukkan identitasnya, sehingga sangat membahayakan, untuk kelangsungan NKRI ke depannya. Oleh sebab itu perlu ada langkah-langkah yang konkret dilakukan," katanya.
Seperti, memproses hukum dengan tegas terhadap kelompok atau orang yang telah menunjukkan segala sesuatu yang bertentangan dengan Pancasila, atau atribut-atribut apapun yang digunakan terkait dengan organisasi terlarang tersebut.
"Selain itu, sejarah ataupun bukti-bukti peninggalan komunis sebagai saksi bisu perlu ditunjukkan kepada generasi penerus, agar mereka mengetahui akan kekejaman dan kebiadaban komunis yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila," katanya.
Sementara, saat ini, banyak sejarah-sejarah terkait komunis terkesan ada upaya penghilangan, termasuk pemutaran film G30 S PKI, yang kini sudah tidak lagi dipertontonkan ke masyarakat.
"Hal itu, termasuk salah satu yang perlu dievaluasi guna memberikan pemahaman kepada anak muda tentang bahaya paham komunis," kata Herman Hofi.
(U.A057/N005)