Seoul (Antara Kalbar) - Apakah kematian Kim Jong-nam itu bentuk sebuah
eksekusi pembunuhan yang sembrono atau apakah Korea Utara ingin
memamerkan senjata kimia yang terlarang secara internasional itu kepada
dunia?
Penggunaan zat kimia VX yang sangat beracun untuk
membunuh kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un itu menimbulkan
pertanyaan apa sebenarnya motif Pyongyang melakukan salah satu
pembunuhan paling aneh di dunia tersebut.
Sejumlah kalangan
mengatakan, dengan membawa senjata pemusnah massal untuk membunuh
seseorang di sebuah bandara internasional yang sibuk, Korea Utara
berniat memamerkan kepada dunia bahwa mereka bisa melakukan apa saja
dengan senjata kimia, yang dilupakan begitu saja karena dunia lebih
mengkhawatirkan teknologi maju peluru kendali nuklirnya.
Namun
pakar-pakar lainnya meyakini Korea Utara sebenarnya tidak berniat VX-nya
diketahui orang. Tak ada alasan bagi Pyongyang untuk terkena risiko
dikenai sanksi lagi karena sudah terkena sanksi internasional yang keras
sekali akibat program nuklirnya.
Korea Utara juga diragukan
tiba-tiba berniat memamerkan senjata nuklirnya sebagai deterrent
(pencegahan) ketika negara itu sendiri tidak pernah mengakui keberadaan
senjata kimianya, kata para pakar.
Bagi Pyongyang, membunuh Kim
Jong-nam, yang dianggap ancaman nyata bagi pemimpin Kim Jong-un, adalah
prioritas tinggi yang tak bisa dinomorduakan, kata Koh Yu-hwan, pakar
Korea Utara pada Universitas Dongguk, Seoul.
"Sangat mungkin
mereka memilih zat kimia paling mematikan itu karena mereka tidak ingin
gagal membunuh Kim Jong Nam," kata Koh. "Terungkapnya penggunaan VX di
sebuah bandara internasional ternyata menjadi signifikan bagi negara
itu, tetapi saya tidak yakin Korea Utara telah memikirkannya
masak-masak."
Korea Utara sendiri membantah terlibat dalam
serangan 13 Februari kepada Kim Jong-nam di Bandara Kuala Lumpur itu dan
juga menolak mengonfirmasi yang terbunuh itu Kim.
Dengan hanya mengatakan salah satu warga negaranya meninggal dunia
karena "serangan jantung", Korea Utara mengkritik keras penyelidikan
yang dilakukan Malaysia yang merupakan satu dari sedikit mitra
diplomatik yang bersahabat dengannya, dan berulang kali meminta jenazah
Kim dipulangkan ke negaranya.
Menarik perhatian dunia?
Praduga
kuat yang selama ini muncul bahwa pemerintah Korea Utara
mengorganisasikan tim eksekutor untuk membunuh Kim semakin menguat
setelah polisi Malaysia menemukan VX pada mata dan wajah Kim.
Para
analis yakin bahwa zat kimia amat mematikan yang dalam dosis seberat
dua koin mata uang saja bisa membunuh 500 orang dengan cara memapar
kulit manusia itu, bersumber dari laboratorium-laboratorium Korea Utara
karena material ini diawasi ketat secara internasional dan sulit
didapatkan.
Sedangkan militer Korea Selatan percaya Korea Utara
adalah salah satu pemilik persediaan terbesar senjata kimia di dunia
dengan memiliki 5.000 ton gas sarin, mustard, tabun dan hidrogen
sianida, ditambah VX.
Seandainya Korea Utara benar-benar
menggunakan VX untuk membunuh Kim, maka itu menunjukkan ada level
kecanggihan baru mengenai bagaimana negara itu menangani senjata kimia.
Korea
Utara kemungkinan besar melakukan banyak uji coba sebelum memastikan
berapa jumlah pasti VX yang dibutuhkan untuk membunuh Kim Jong-nam tanpa
menyakiti penyerangnya atau siapa pun yang berada dekat dengan
korbannya.
Sejumlah analis Barat meyakini Korea Utara kemungkinan
menggunakan pembunuhan Kim untuk menarik perhatian dunia terhadap
senjata kimianya. Tetapi teori ini dibantah oleh kebanyakan pakar Korea
Selatan.
Korea Utara yang tengah memburu senjata nuklir sebagai
alat deterrent utamanya, kecil kemungkinan ingin mengekspos senjata
kimianya karena hal itu malah akan membuatnya dikenai sanksi
internasional yang lebih keras dan semakin mendorong Amerika Serikat
mencap kembali negara itu sebagai negara pensponsor terorisme, kata para
analis.
"Korea Utara sudah terkena tekanan sangat hebat karena
upayanya mengembangkan senjata nuklir dan misil balistik antarbenua,
serta juga masalah hak asasi manusia sehingga akan bertambah rumit bagi
Pyongyang jika soal senjata kimia juga masuk bercampur baur di situ,"
kata Chang Yong Seok, analis pada Institut Studi Perdamaian dan
Unifikasi, Universitas Nasional Seoul.
Karena VX sangat mematikan
Yang
justru mungkin adalah Korea Utara tadinya menganggap penggunaan VX itu
tidak akan ketahuan karena hanya sedikit sekali zat itu dipakai untuk
membunuh Kim. Atau mungkin penggunaan VX adalah pilihan logis bagi
Korea Utara mengingat negara ini sangat tergantung kepada dua perempuan
asing yang dilatih mereka untuk mengeksekusi Kim.
Korea Utara
enggan menggunakan agen-agen dinas rahasianya sendiri ketika memang
tidak ada rencana untuk mengakui keterlibatannya dalam sebuah
pembunuhan.
Menggunakan bahan kimia yang tidak terlalu ampuh
mematikan seseorang, termasuk zat yang memerlukan alat penyuntik atau
perangkat lainnya, hanya akan membahayakan operasi pembunuhan karena
meningkatkan kemungkinan kedua wanita itu gagal membunuh Kim atau jika
berhasil menggunakan bahan kimia lain pun perlu dosis besar yang
berisiko membahayakan hidup kedua wanita algojo itu.
Masih belum
jelas benar bagaimana kedua wanita itu membawa VX tanpa meracuni mereka
sendiri dan orang-orang sekitar korban dan kedua perempuan itu, termasuk
pengunjung bandara dan pekerja kesehatan yang menangani jenazah Kim.
Beberapa
analis mengatakan Korea Utara kemungkinan besar menggunakan VX dalam
bentuk agen biner di mana dua zat kimia dipisahkan agar tak mematikan
namun berubah menjadi agen saraf yang mematikan ketika disatukan.
Tetapi
teori ini dibantah oleh seorang peneliti militer Korea Selatan yang
meminta namanya dirahasiakan. Ketika zat kimia mematikan itu dibentuk
sebagai agen biner, VX tak mudah bersintesis, sehingga memupur wajah
seseorang secara terpisah dengan komponen-komponen kimia VX bukan cara
yang tepat untuk membunuh orang, kata si peneliti.
Yang lebih
mungkin adalah bahwa Korea Utara telah melindungi tangan kedua algojo
perempuannya dengan bahan kimia pelindung sebelum menaruhkan VX pada
tangan mereka, kata peneliti militer Korea Selatan itu.
"Rekaman kamera pengawas menunjukkan salah seorang perempuan menuju
kamar kecil untuk membersihkan tangannya setelah menyerang Kim.
Seandainya dia menyentuh VX dengan tangan kosong (tanpa pelindung) dia
tak akan punya waktu untuk membersihkan tangannya," kata peneliti
militer Korea Selatan itu lagi.
Selain kedua perempuan tersangka
pembunuhan itu, polisi Malaysia juga menangkap seorang warga Korea Utara
yang bekerja pada sebuah maskapai Malaysia dan memburu tujuh tersangka
dari Korea Utara lainnya yang diduga terlibat dalam kematian Kim,
termasuk seorang pejabat kedutaan dan seorang karyawan maskapai Korea
Utara.
sumber: AFP
Analisis Pembunuhan Kim Jong-nam
Senin, 27 Februari 2017 13:09 WIB