Pontianak (Antara Kalbar) - PLN Wilayah Kalimantan Barat telah melakukan penandatanganan berita acara pemeriksaan dokumen "financing date" perjanjian jual beli IPP Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa berkapasitas 10 MW di Sungai Raya, Kubu Raya, Selasa (28/2).
Penandatanganan dilakukan General Manajer PLN Wilayah Kalimantan Barat, Bima Putrajaya bersama Direktur Utama PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari sebagai pengembang listrik swasta (IPP), Louis Suhendra di Kantor Wilayah Kalbar.
Menurut Bima di Pontianak, Rabu, pembangkit berbahan baku cangkang kelapa sawit yang berlokasi di Desa Wajok, Siantan, Kabupaten Mempawah ini merupakan pembangkit biomassa pertama yang dibangun di Kalbar.
"Penandatanganan berita acara ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama jual beli tenaga listrik yang telah disepakati sebelumnya pada September 2016. Selanjutnya, proses pembangunan pembangkit akan memasuki tahap konstruksi dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada Februari 2018," ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, listrik yang dihasilkan nantinya akan disalurkan melalui jaringan 20 kilo Volt (kV) sepanjang 5,6 kilometer sirkuit (kms) dari titik interkoneksi Gardu Induk (GI) Siantan ke Sistem Khatulistiwa.
Untuk Sistem Khatulistiwa saat ini sudah melayani pelanggan PLN di Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Pemangkat, Sambas dan Bengkayang dengan daya mampu rata-rata 341 MW dan beban puncak rata-rata mencapai 294 MW.
"PLN berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah dalam mengoptimalkan penggunaan energi listrik terbarukan sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 98 persen di tahun 2019," jelasnya.
Ia menambahkan hingga saat ini, PLN Wilayah Kalbar terus melakukan pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar EBT hingga target porsi EBT 25 persen pada tahun 2025 dapat tercapai.
Sementara itu menurut Dirut PT. Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari, Louis Suhendra, kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pengembang listrik swasta lainnya untuk membangun pembangkit listrik non fosil di Kalbar.
"Melalui kerja sama ini diharapkan perusahaan IPP lainnya dapat berinvestasi di Kalbar karena masih banyak potensi sumber daya alam lainnya yang dapat membangkitkan energi listrik," harapnya.
*