FGD yang dihadiri lebih dari 100 undangan terdiri dari berbagai unsur Pemerintah, BUMN, Swasta,Asosiasi dan Akademisi serta tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bidang Sistem Logistik Nasional.
Menghadirkan empat tokoh panelis antara lain, Direktur engembangan Jaringan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Raachman Arief Dienaputra; Kepala Sub Direktorat Angkutan Laut Dalam Negeri, Kementerian Perhubungan Wigyo;Kepala Sub Direktorat Kerjasama Logistik Kementerian Perdagangan Poltak Ambarita, Direktur Komersial dan Supply Chain Semen Indonesia Ahyanizzaman.
FGD tersebut tentang kebijakan pemerintah guna mendukung langkah strategis sinergi BUMN dalam upaya penyetaraan harga semen di Jawa dan Papua, yang mencakup pada kebijakan sinergi BUMN; Optimalisasi program tol laut,jembatan udara,Gerai maritim, dan rumah kita; Subsidi dan PSO kepada pelayaran Nasional; pembangunan infrastruktur wilayah pesisir dan konektivitas hinterland Papua;membnagun seamless logistics melalui sinergi BUMN dalam upaya memperkecil disparitas harga semen di Papua.
Adapun tujuan diselenggrakan FGD ini untuk mendiskusikan berbagai prospektif dalam membangun logistik yang ramping untuk memperkecil disparitas harga komoditas pokok dan strategis terutama dalam merespon kebijkan Presiden Republik Indonesia untuk memperkecil disparitas harga komoditas semen antara pulau Jawa dan Papua.
Sebelumnya pemerintah telah melakukan pemangkasan harga BBM di Papua sama dengan di pulau Jawa. Serta untuk merumuskan rekomendasi kebijakan dan langkah yang perlu dilakukan sehingga harga komodita di seluruh Indonesia tidak jauh berbeda, Bahkan sama. Sebagai contoh,harga 1 zak semen di pulau Jawa Rp 70.000 tetap di Papua lainnya bisa mencapai Rp 80.000 hingga Rp 2,5 Juta.
Pekerjaan rumah tersebut oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diharapkan dapat diwujudkan oleh pemerintah secara bersama dengan pemangu kepentingan yang terlibat terutama BUMN produsen semen seperti PT Semen Indonesia, BUMN logistik seperi PT Pos Indonesia, PT PELNI, PT Pelindo dan PT Angkasa Pura serta pelaku dan penyedia jasa logistik swasta lainnya.
Bukan hanya semen,namun juga perlu sinergi BUMNdalam pemerataan komoditas pokok lainnya seprti 9 bahan pokok. Selain masalah harga,perbedaan tersebut juga meyangkut masalah keadilan dan pemerataan di seluruh wilayah NKRI.
Kesenjangan antara kota dan desa masih menjadi isu krusial di Indonesia hingga saat ini. Kondisi mayoritas warga yang tinggal di pelosok desa dan daerah perbatasan pada umumnya hampir sama yakni rerata pendapatannya rendah,sedangkan harga-harga berbagai komoditas harus dibayar lebih mahal. Sebaliknya,warga di perkotaan pada umumnya memiliki pedapatan cukup tinggi dan harga-harga lebih murah dibandingkan dengan perdesaan.
Direktur Pemasaran dan Supply Chain Semen Indonesia Ahyanizzaman mengungkapkan, Sejak tahun 2016 perseroan tengah memfokuskan orientasi usahanya kepada konsumen, dimana hal utama yang dibutuhkan konsumen selain ketersediaan semen sebagai komoditas strategis juga keterjangkauan harga produk semen dan turunannya di pasaran,artinya perlu ada efisiensi dalam proses distribusi produk dari pabrik menuju pasar.
Semen Indonesia memiliki 26 titik jaringan distribusi semen terbesar di pelosok nusantara yang berada du daerah pesisir laut. Hal itu sangat memungkinkan Semen Indonesia melalui pemanfaatan infrastruktur yang tersebar dan dukungan pemerintah berperan menjadi salah satu backbone pembangunan infrastruktur nasional.
Selain dengan hal tersebut, Pidato Presiden dalam Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi(PKE) tahap I I September 2015 di Istana Merdeka disampaikan bahwa 3 langkah implementasi PKE I salah satunya adalah “ Mempercepat Proyek Strategis Nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan,Sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional.
Dalam acara FGD tersebut dilakukan penandatanganan piagam kerjasama antara Semen Indonesia, PT Pos,PELNI, Pelindo IV dan Angkasapura sebgai langkah nyata sinergi BUMN dalam mendukung program pemerintah untuk membangun seamless logistics sebagai upaya memperkecil disparitas harga semen di Papua. Sinergi tersebut meliputi optimalisasi pemanfaatan jasa layanan logistik, outlet untuk kegiatan penjualan produk/jasa,aset,jasa keuangan,teknologi informasi & komunikasi tenaga profesional dan lainnya.
Tindak lanjut FGD dalam menurunkan disparitas harga semen di Papua yaitu dengan cara mengoptimalkan peran tol laut, menggunakan kombinasi jalur sungai-darat,serta mewujudkan jembatan udara. Subsidi logistik yang dialokasikan untuk ketiga moda distribusi tersebut perlu dikendalikan agar tepat sasaran. Dengan demikian diharapkanpenurunan harga semen di Papua dapat terwujud hingga kisaran Rp 75.000/zak, baik di pesisir atau daerah Pegunungan Papua.
Editor: Andilala