Sintang (Antara Kalbar) - Lembaga Bahasa dan Budaya Kalimantan STKIP Persada Khatulistiwa Sintang berkerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi luar negeri sedang melaksanakan program revitalisasi bahasa daerah.
Ketua LBBK STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Herpanus mengatakan program revitalisasi bahasa daerah ini untuk menghidupkan kembali penggunaan bahasa daerah yang kini mulai ditinggalkan oleh generasi muda.
Dijelaskan Herpanus, LBBK STKIP Persada Khatulistiwa Sintang bersama University Kebangsaan Malaysia, University Teknologi Mara, IAIN Ambon dan STKIP Gotong Royong Ambon sedang melaksanakan program memperkuat lagi penggunaan bahasa daerah yang sudah mulai ditinggalkan generasi muda.
"Saya satu caranya dengan membuat video kegiatan orang tua menjelaskan cara membuat bubu dalam bahasa daerah. Video ini akan diupload di youtobe agar bisa diakses guru untuk bahan pembelajaran bahasa daerah," bebernya.
Dikatakan Herpanus, saat ini generasi muda menganggap penggunaan bahasa daerah hanya berkaitan dengan hal tradisional.
Karena itu, LBBK memanfaatkan teknologi untuk mensosialisasikan bahwa bahasa daerah juga berkaitan dengan teknologi.
Program ini akan dilaksanakan di tiga tempat. Yaitu di Serawai Malaysia untuk bahasa Melanao, di Desa Kenyabur Baru Kabupaten Sintang untuk bahasa Dayak Desa dan di Ambon untuk bahasa Sepa.
Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Rafael Suban Beding merasa bangga dengan program ini. Sebab program ini melibatkan banyak perguruan tinggi ternama di ASEAN.
Sedangkan Ketua Badan Pendidikan Karya Bangsa Sintang, Lukman Riberu menyatakan, program revitalisasi bahasa daerah ini akan memberikan sumbangsihnya pada daerah Kabupaten Sintang.
"Kami bangga karena bisa memberikan sumbangsihnya untuk pelestarian bahasa daerah," katanya.
Dikatakan Lukman, dengan kerjasama ini bahasa daerah di Sintang khususnya bahasa Dayak Desa dapat perhatian.
Saat ini sejumlah bahasa daerah sudah mulai punah karena ditinggal penuturnya. Karena itu, melalui revitalisasi ini, akan didorong adanya keberlangsungan penggunaan bahasa daerah dari satu generasi ke generasi selanjutnya.