Mempawah (Antara Kalbar) - Saat ini peta luas penangkaran benih padi di Provinsi Kalimantan Barat baru mencapai 1 juta 21,1 hektare. Produktivitas rata-rata 2,75 ton/ hektare. Artinya kemampuan produksi padi di Kalimantan Barat pertahunnya rata-rata mencapai 2,8 ton/hektare.
Sementara sasaran tanam padi di Kalimantan Barat pada musim tanam gadu tahun 2017 ditargetkan seluas 321 ribu 149 hektare. Dengan kebutuhan benih sumber mencapai 8 ribu 29 ton.
Data ini setidaknya menunjukkan bahwa selisih ketersediaan benih sumber di Kalimantan Barat masih relatif terbatas dan sangat minim. Dan masih minus sekitar 5 ribu 229 ton.
Kepala Unit Pengembangan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPBTPH) atau Balai Benih Induk Peniraman, Kalbar, Anton Kamaruddin menyatakan harus diakui kebutuhan petani terhadap ketersediaan benih padi di Kalimantan Barat saat ini memang masih belum diimbangi dengan jumlah produksi benih sumber hasil penangkaran.
Disamping itu, jumlah penangkar benih yang ada di Kalimantan Barat masih sangat terbatas atau kecil. Sedangkan berbagai inovasi teknologi pertanian sejauh ini belum mampu mendorong peningkatan produksi benih.
Karena itu menurutnya diperlukan upaya peningkatan produktivitas penangkaran benih padi secara quantum. Dimana peningkatan lompatan produksi nantinya akan lebih tinggi. Dengan kurun waktu yang relatif singkat.
"Melalui proyek perubahan program "Benihku Hebat" yang dipelopori Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi kalimantan Barat, yang dipusatkan di BBI Peniraman atau UPBTPH. Ini kita diharapkan nantinya akan mampu menjawab problematika petani terkait kebutuhan benih padi itu. Sekaligus menata strategi menyiapkan Kalimantan Barat dapat berswasembada benih pada tahun 2019", kata Anton Kamaruddin.
Dalam mewujudkan Kalimantan Barat berswasembada benih itu, menurut Anton Kamaruddin diperlukan dukung berbagai pihak. Baik dari institusi pemerintah, swasta, lembaga penelitian, Perguruan Tinggi maupun petani.
"Sinergitas tersebut akan menjadi kata kunci dalam mengawal produktivitas "Benihku hebat" yakni sebagai pusat penyiapan ketersediaan pengadaan benih sumber berkualitas untuk kebutuhan musim tanam petani maupun pengembangan produksi padi diKalimantan Barat", jelas Anton Kamaruddin.
Dalam mewujudkan proyek perubahan melalui program "Benihku Hebat" itu, saat ini sudah dilakukan milestone atau berbagai tahapan. Diantaranya yakni tahapan jangka pendek yang di plot selama 60 hari kedepan.
"Pada jangka waktu tersebut kita buat kesepakatan area perubahan dengan mentor sekaligus Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat. Dalam periode tersebut setidaknya diperlukan tim kerja yang solid yang dinamakan tim efektif yang berasal dari internal. Khususnya di BBI Peniraman", jelasnya.
Pelaksanaan program "Benihku Hebat" tidak hanya bergantung pada soliditas tim efektif. Melainkan dalam periode tersebut tim efektif juga akan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait pada sektor pembangunan pertanian, sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Mulai dari institusi tenis, swasta, BUMN, Perguruan Tinggi, lembaga penelitian dan petani. Selain itu, menurut Anton Kamaruddin, dalam menerapkan pola kemitraan penangkar dengan teknologi Hazton tentu saja diperlukan suatu acuan dalam bentuk standar operasional prosedur (SOP).
"Sehingga produktifitas dan mutu benih yang dihasilkan akan meningkat secara signifikan nantinya", kata dia.
guna mewujudkan proyek perubahan "Benihku Hebat" setidaknya diperlukan komitmen atau dukungan bersama dari berbagai pihak. Komitmen tersebut diantaranya dituangkan dalam kesepakatan Memorandum of Unsdertanding (MoU). Mulai dari BBI Peniraman di UPBTPH Provinsi Kalimantan Barat dengan kelompok tani, Bidang penyuluhan, Unit Proteksi, Unit pengawasan dan Sertifikasi Benih. Termasuk dengan BUMN yang menampung atau membeli produksi hasil penangkaran petani.
"Jadi begini. Guna memperkuat ikatan kerjasama yang dituang dalam MoU tersebut, selanjutnya dilakukanlah kontrak kerja berupa pembelian benih oleh BUMN dari hasil produksi petani itu, yang kan dikawal langsung oleh BBI. Pengawalan tersebut sebagai bentuk pembinaan yang menjadi bagian dari program "Benihku Hebat", jelas dia.
Tindaklanjut dari berbagai kerangka yang telah dirumuskan dalam program benihku hebat itu selanjutnya dilakukan bimbingan teknis terhadap para petani atau calon penangkar binaan BBI yang akan dihimpun dalam cluster pengembangan benih padi di BBI Peniraman.
Cluster tersebut merupakan model yang dijadikan sebagai pilot project penangkaran padi dengan teknologi Hazton kemitraan. Proyek kemitraan tersebut tentu saja tidak terlepas dari atensi Dinas Pertanian tanaman Pangan dan hortikultura Provinsi Kalimantan Barat terhadap pengembangan tanaman pangan, yang juga melibatkan peranan istansi teknis, Unit Proteksi yang mengawal hama penyakit, Unit Pengawasan dan Sertifikasi benih, Bidang Penyuluhan dan peranan swasta, BUMN. Dan peranan penting Bank indonesia sebagai tim pengendali inflasi daerah.
"Melalui pengembangan "Benihku hebat" diharapkan tingkat kepercayaan petani di Kalimantan Barat untuk menggunakan benih sumber hasil penangkaran dapat tersebar secara merata. Sekaligus mendorong percepatan Kalimantan Barat berswasembada benih padi. Yang diharapkan hebat dalam produksinya, hebat dalam mutunya. Dan hebat pula dalam harganya", pungkasnya.