Surabaya (Antara Kalbar) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta semua
pihak baik akademisi dan perusahaan bersama-sama turut mengembangkan
"stem cell" di Indonesia.
"Akademisi, bisnis dan pemerintah
harus sama-sama. Riset mereka (peneliti) harus dibiayai perusahaan.
Peneliti yang gak punya modal, hanya akan disimpan di bawah laci dan tak
bisa memberikan produk. Itu pentingnya kerja sama dengan bisnis," kata
Nila Moeloek usai acara "National Symposium & Workshop Stem Cell" di
Surabaya, Jatim, Minggu.
Kerja sama pengembangan stem cell,
kata Nila, sangat penting bagi perkembangan dunia medis di Indonesia.
Nila mengatakan saat ini pihaknya menetapkan dua rumah sakit yakni Rumah
Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) di Jakarta dan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) dr Soetomo Surabaya sebagai tempat pengembangan stem cell.
Selain itu, pihaknya telah mengatur standar operasional prosedur (SOP) untuk stem cell.
"Di Soetomo stem cell tak hanya diabet. Kenapa RSCM dan Soetomo,
karena mereka punya pakar dan penelitian yang dilakukan mulai dari fase
pertama. Mereka yang membimbing ke rumah sakit pendidikan," tutur dia.
Senada dengan Menkes, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya
Prof M Nasih kesulitan untuk mengembangkan stem cell karena sulitnya
mencari pemodal untuk membiayai.
"Stem cell ini kalau
benar-benar terbukti dan digunakan secara massal pasti ada banyak obat
yang tergerus yang tidak lagi digunakan dan akan merugikan mereka yang
punya bisnis. Itulah mengapa mereka punya banyak cara agar penelitian
dan pengembangan kita tidak sampai 'finish'," ungkap Nasih.
Di Amerika, lanjut dia, sudah ada kesepakatan untuk tidak mengembangkan
stem cell terlebih dahulu. Hal tersebut harus menjadi konsen di luar
dari aspek medis. "Politik internasional termasuk politik kesehatan
internasional harus menjadi perhatian semua pihak," ujarnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Unair Porf Dr Soetojo mengatakan, pengobatan
stem cell di RSUD Dr Soetomo sudah berlangsung lama. Selain itu,
penelitian stem cell di Unair sudah banyak dilakukan, terutama S-3.
Dia mengatakan SOP yang ada di Soetomo terkait stem cell sudah sesuai dengan kaidah nasional yang diatur oleh Kemenkes.
"Semuanya sudah mencukupi di Soetomo. SDM lengkap, peneliti banyak
dan alat memadai. Kita sudah melakukan stem cell diabetes, jantung,
tulang dan kelainan darah. Ada banyak kasus. Mahasiswa mulai tahun 2001
sudah mulai melakukan penelitian," tuturnya.
Menkes Minta Semua Pihak Kembangkan "Stem Cell"
Minggu, 13 Agustus 2017 17:20 WIB