Painan (Antara Kalbar) - Investor Pabrik Kelapa Sawit (PKS) membutuhkan setidaknya seluas 1.200 hektare lahan perkebunan plasma sebagai jaminan pasokan tandan buah segar (TBS), agar dapat membangun pabrik kapasitas besar dengan produksi minyak sawit mentah (CPO) sebanyak 30 ton per jam.
"Pabrik sebesar itu nilai investasinya mencapai Rp120 miliar lebih, namun hingga kini kita kesulitan mencarikan lahan seluas yang diminta," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Jumsu Trisno di Painan, Selasa.
Ia menjelaskan sudah melakukan penjajakan ke masyarakat, namun hingga kini belum menemukan lahan seluas 1.200 hektare untuk dijadikan kebun plasma.
Jika lahan plasma tersebut sudah tersedia maka sudah ada beberapa investor yang menyatakan tertarik menanamkan modalnya membangun pabrik kelapa sawit dengan kapasitas besar itu di Pesisir Selatan.
Ia menyebutkan saat ini hanya ada empat PKS dengan kapasitas kecil dengan luas lahan 70.000 hektare. Dengan kondisi itu tentu saja tidak ada persaingan antar-pabrik untuk mendapatkan TBS, akibatnya harga TBS di tingkat petani sangat murah.
"Saat ini selisih harga jual antara TBS produksi kebun rakyat dengan kebun plasma cukup tinggi mencapai Rp1.000/kg," kata dia.
TBS produksi kebun plasma sesuai kesepakatan harga pekan kemarin Rp1.800/kg namun harga TBS kebun rakyat hanya Rp800.
Melihat kondisi ini Anggota DPRD setempat, Zarfideson mendorong pemerintah setempat agar secepatnya mencarikan solusi agar TBS produksi kebun rakyat bisa dipatok dengan harga yang lebih wajar.
Menurutnya anjloknya harga TBS sudah di luar batas wajar, bahkan pada waktu tertentu bisa turun ke titik harga terendah Rp300 per kilogram.
"Pemerintah kabupaten harus membuka peluang seluas-luasnya bagi investor, dan mempermudah birokrasinya agar investasi masuk," katanya.