Sintang (Antaranews Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Sintang mengharpkan penggunaan dana desa tahun depan lebih mengutamakan inovasi desa untuk pemberdayaan masyarakat sehingga menjadi mandiri.
"Dalam inovasi desa untuk pengembangan kewirausahaan di tingkat desa melalui BUMDes menjadi prioritas, sehingga desa bisa mandiri," kata Bupati Sintang, Jarot Winarno, di Sintang, Kalimantan Barat, Kamis.
Menurut dia, tahun 2015 hingga 2017 merupakan tahap persiapan dan konsolidasi, kemudian dilakukan peningkatan SDM di tingkat desa, dan baru bicara tingkat infrastruktur.
"Suatu saat jika desa sudah bisa mandiri maka kondisi desa akan lebih baik lagi," kata Jarot.
Dijelaskan Jarot, banyak yang bisa dilakukan desa untuk berinovasi seperti pada bidang pengembangan SDM, ada 33 item rencana inovasi, terdiri dari bidang kesehatan dan bidang pendidikan.
Pada bidang kesehatan, ada kontrak sehat dengan keluarga bawah garis merah (BGM), model posyandu remaja, BPJS Desa Mandiri, Kelompok Peduli ASI desa, konselor sebaya untuk kesehatan, menghidupkan kembali tabungan ibu bersalin (tabulin), pembagian sasaran posyandu, tanggap darurat gizi buruk, bank darah untuk ibu hamil dan jejaring untuk pelayanan inklusi, keberlanjutan pelayanan parenting, program jamkesmas dan bapak angkat kesehatan, menggaet investasi untuk pelayanan inklusi.
Kemudian, forum kesehatan desa siaga, komitmen bersama Kades mengusung kegiatan pelayanan sosial dasar (PSD), optimalisasi aset desa untuk memandirikan posyandu, penanganan luar biasa bidang kesehatan melalui posyandu, penanganan gizi buruk melalui pondok gizi desa (pogides), desa dengan kesehatan lingkungan, desa PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), ?desa peduli hipertensi, sarana dan perlengkapan posyandu, pelatihan kader posyandu, pemberian makanan tambahan dan bantuan keuangan kader posyandu.
Selain itu, lanjut Jarot, pada bidang pendidikan bisa berupa menumbuhkan minat baca di desa, memaksimalkan potensi desa untuk pendidikan, pengalokasian dana desa untuk PAUD dengan surat hibah, revitalisasi PAUD, membuka jejaring tambahan pengajar PKBM, mengatasi kesulitan signal dengan program internet desa berbasis satelit, bantuan transportasi siswa dan sarana, perlengkapan dan seragam sekolah siswa.
Sementara di bidang insfrastruktur, ada 7 item inovasi, yakni kajian untuk menentukan teknologi dan ketersediaan air desa, pengelolaan sarana air bersih desa, pengelolaan sumber mata air melalui konservasi hutan berbasis kearifan lokal oleh pemerintah desa, memanfaatkan solar cell untuk mengakses air bersih, pengelolaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) melalui peraturan desa, memanfaatkan aliran sungai menjadi desa mandiri energi, konservasi bambu untuk menjaga sumber mata air dan debit air embung dalam mendukung pertanian dan ekowisata.
(T.KR-TFT/T011)