Pontianak (Antaranews Kalbar) - Bupati Kubu Raya, Kalbar, Rusman Ali, berharap pasokan BBM jenis avtur nantinya tidak ada kendala dengan dioperasikannya Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Supadio Pontianak yang baru tersebut.
"Saya berharap pasokan avtur untuk melayani maskapai penerbangan di Bandara Supadio Pontianak semakin lancar dengan dioperasikannya DPPU yang baru, Senin (1/10) kemarin," kata Rusman Ali di Pontianak, Selasa.
Apalagi penerbangan di Bandara Internasional Supadio Pontianak makin tahun semakin berkembang, sehingga ketersediaan avtur jadi sangat penting, katanya.
"Dulu kalau naik pesawat paling tidak 50 persen penumpang saya kenal, sekarang paling 10 persen pun tidak. Hal ini membuktikan sudah semakin majunya Kalbar, dan semakin meningkatnya pelayanan di Bandara Internasional Supadio Pontianak," ungkapnya.
Dia berharap, penerbangan ke depan pun juga tidak terganggu, seperti dampak dari kabut asap dan sebagainya, karena hal itu akan berimbas pada ekonomi dan wisata di Kalbar secara keseluruhan.
"Karena pintu akses menuju Kalbar, yakni melalui udara salah satunya melalui Bandara Internasional Supadio Pontianak," katanya.
Ia juga berharap ke depan Bandara Internasional Bandara Supadio Pontianak terus melakukan penambahan runway (landasan pacu) sehingga bisa jadi embarkasi, karena kalau dari sini jauh lebih efektif dan efisien daripada melalui daerah lain.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina (Persero) Basuki Trikora Putra mengatakan pihaknya meresmikan operasional DPPU Supadio Pontianak dalam memberikan pelayanan BBM avtur kepada maskapai penerbangan di Bandara Supadio Internasional Pontianak.
"Peresmian DPPU Supadio Pontianak guna meningkatkan pelayanan dan ketahanan stok bahan bakar jenis avtur di Bandara Internasional Supadio," katanya.
Ia menjelaskan lokasi DPPU Supadio baru itu berada di Jalan Arteri Supadio, berdekatan dengan area bandara komersial pindah dari lokasi sebelumnya yang berada di komplek TNI AU.
Pembaharuan DPPU Supadio ini merupakan satu dari 11 proyek pembangunan dan pengembangan DPPU yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini Pertamina lakukan guna mendukung program pemerintah dalam modernisasi infrastruktur khususnya pada sektor penerbangan. Dengan total investasi mencapai Rp200 miliar, keberadaan DPPU baru ini dapat mendukung operasi dan pertumbuhan lalu lintas udara dari dan ke Kalbar, katanya.
"Alhamdulillah hari ini proyek pembangunan DPPU Supadio dapat kami resmikan. Tidak hanya memberikan efek langsung bagi dunia penerbangan Indonesia, adanya DPPU Supadio baru ini mampu memberikan multiplier effect di berbagai aspek, dengan meningkatnya jumlah penerbangan yang dapat dilayani oleh DPPU Supadio, tentunya akan menambah geliat pariwisata dan perdagangan di Kalbar," kata Tiko.?
Ia menambahkan peningkatan kapasitas stok avtur terbilang cukup signifikan setelah beroperasinya DPPU baru ini. Semula DPPU Supadio hanya dapat menampung bahan bakar avtur sekitar 1.075 KL dan kini meningkat menjadi 1.500 KL.
Selain itu, Pertamina juga menambah fasilitas pengisian berupa kendaraan refueler untuk kegiatan into plane operation yang diharapkan mampu mendukung operasional Bandara Internasional Supadio.